Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Diduga Penyakit Epilepsi Kambuh, Junantara Tewas Tenggelam di Sungai Ijogading

Rabu, 28 Juni 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Warga Kota Negara, Jembrana tadi pagi digegerkan dengan penemuan sesosok mayat pria mengambang di sungai Ijogading, Kecamatan Negara, Jembrana.
 
Setelah dievakuasi warga, ternyata mayat tersebut diketahui bernama. I Made Junantara (38), asal Lingkungan Banjar Tengah, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana.  
 
 
Korban ditemukan mengambang tanpa busana pertama kali oleh I Putu Adiasa (63) dan I Ketut Suena (51) asal Lingkungan Tengah, Kelurahan Banjar Tengah tadi pagi sekitar pukul 07.30 Wita. 
  
 
Atas temuan tersebut, kedua saksi tersebut memberitahuan kepada warga dan diteruskan kepada pihak kepolisian. Kemudian dilakukan evakuasi terhadap jasat korban ke darat.
 
Dari pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban disimpulkan tim medis tewas karena tenggelam. Terdapat luka lecet pada pelipis korban diduga akibat benturan benda keras di dasar sungai.
 
 
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak A Sooai Dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.menurutnya jasat korban saat ini sudah disemayamkan di rumah duka.
 
Lanjut Yusak, berdasarkan keterangan pihak keluarga, sehari sebelumnya, yakni Selasa (27/6) pukul 13.00 Wita korban pergi ke sungai Ijogading untuk mandi. Namun hingga pukul 18.00 Wita korban tidak pulang dan dilakukan pencarian oleh pihak keluarga.
 
 
"Pencarian dilakukan hingga malam hari namun tidak ditemukan. Hanya ditemukan pakaian korban di pinggir sungai,” terang Yusak, Rabu (28/6/2017)
 
Akhirnya lanjut Yusak tadi pagi korban ditemukan mengambang di sungai tersebut dalam keadaan tewas. Korban juga menurut keluarga memiliki riwayat penyakit epilepsi.(BB)


Berita Terkini