Mih Dewa Ratu! Kesurupan saat Ngayah Mesolah Dewa Ayu Pelajar Tertusuk Keris
Sabtu, 27 Mei 2017
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Naas dialami oleh Putu Pande Kusuma Jana (15), seorang pelajar yang baru tamat SMP asal Dusun Sumber Batok, Desa Sumber kelampok, Buleleng.
Bermaksud mempertahankan tradisi nenek moyangnya, dia justru dirawat di Sal D RSU Negara karena dadanya tertusuk keris sedalam 3 cm.
Ditemui di kamar No 5 Sal D RSU Negara, Putu Pande didampingi ayahnya Made Arjana (33), Sabtu (27/5) sore mengatakan, kejadian naas yang menimpa dirinya terjadi pada Jumat (26/5) pukul 21.00 Wita.
"Saat itu kondisi saya kurang fit karena baru datang dari Karangasem,” ujar Putu Pande lirih, Sabtu (27/5/2017).
Namun lantaran dia mendengar tetangganya ada ritual "Dewa Ayu" mesolah, muncul keinginannya untuk ikut ngayah mesolah menarikan keris.
Saat itu Dewa Ayu mesolah di acara odalan dan pecaruan di rumah tetangganya yang juga berasal dari Sraya Karangasem.
"Kami yang asal Sraya Karangasem selalu ingin mempertahankan adat dan budaya Dewa Ayu mesolah ini,” imbuh Arjana.
Dalam rangkaian Dewa Ayu mesolah tersebut menurut Arjana, memang banyak orang yang ngayah mesolah dengan menarikan keris sampai kesurupan, tidak terkecuali anaknya.
BACA JUGA :
Lanjutnya, anaknya itu memang sudah pernah dua kali ikut ngayah mesolah Dewa Ayu, saat kejadian itu dirinya sebenarnya sudah memegangi anaknya yang kesurupan saat menari keris dan sedang menghujamkan keris ke dada kanan selama 15 menit.
Para penari keris diiringi gong tampak semua kesurupan. Entah bagaimana tiba-tiba anaknya terluka dan keris terlepas dari genggaman anaknya.
Mengetahui anaknya terluka, Arjana kemudian segera melarikan anaknya ke Puskesmas Gilimanuk untuk mendapat penanganan. Pihak medis saat itu langsung memberikan tindakan kepada anaknya dengan menjahit luka anaknya.
Namun kemudian anaknya dirujuk ke RSU Negara untuk mendapatkan perawatan yang lebih itensif. Menurut Arjana, luka di dada anaknya sedalam 3 cm. Di RSU jahitannya diperbaiki lagi oleh dokter.
"Yang kami takutkan luka anak saya infeksi karena kena tusukan keris," keluh Arjana.
Arjana mengatakan putranya itu sudah dua tahun ikut ngayah jika Dewa Ayu mesolah. Keluarga yang berasal dari Sraya Karangasem katanya pasti menggelar sesoalahan ini jika memiliki hajatan.
Karena harus ada banten Dewa Ayu namanya banten paneman. Hal ini wajib dilaksanakan karena jika tidak kuatir terjadi masalah dan menjadi sakit.
"Ya namanya seperti panggilan gaib, harus ikut. Habis ngayah biasanya memang terasa sangat capek," tandasnya.(BB)