Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Ubud Jadi Contoh Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya di Indonesia

Minggu, 21 Mei 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Dalam rangka memacu pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diharapkan desa fokus pada program-program unggulan masing-masing. Sehingga kemajuan desa akan lebih cepat dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat.
 
Hal itu disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Eko Putro Sandjojo di sela "The 4th Ubud Royal Weekend" yang berlangsung di Museum Puri Lukisan Ubud, Gianyar.
 
Mendes Eko juga mengharapkan dengan diresmikannya Program Pengembangan Desa Wisata Indonesia pada ajang "The 4th Ubud Royal Weekend" sejak 19-21 Mei 2017 yang dipusatkan di Museum Puri Lukisan Ubud, Gianyar sehingga tercipta akselerasi yang cepat dalam pengembangan Desa Wisata dengan menyelaraskan wirausaha berbasis budaya dan pariwisata.
 
 
Program Pengembangan Desa Wisata Indonesia didukung Kemenpar, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Kemenkop UKM. Sementara, Desa Ubud sendiri dijadikan sebagai percontohan bagi pengembangan desa wisata di Indonesia.
 
Mendes Eko datang secara khusus ke Desa Ubud dengan membawa beberapa program unggulan ke daerah yang menjadi salah satu andalan pariwisata di Pulau Bali itu. Diharapkan dengan fokus pada program unggulan, kemajuan desa akan cepat lagi dan mengangkat kesejahteraan masyarakat. Program unggulan untuk pembangunan desa itu diantaranya Pro Kades, Embung Desa dan BUMDes tetap menjadi fokus kementeriannya. 
 
 
"Program Pro Kades dilakukan dengan membuat klasterisasi desa, bisa pertanian, perikanan dan yang paling penting di sektor pariwisata. Pariwisata ini dimana fokusnya. Saya mau dapat masukan di Ubud ini fokusnya dimana dan apa saja kebutuhannya," ucapnya kepada awak media.
 
BACA JUGA :
 
Setelah mendapat banyak masukan khususnya dalam pengembangan pariwisata desa, pihaknya akan mengumpulkan 16 Kementerian terkait, dunia usaha plus bank agar bisa membantu. Mendes Eko melanjutkan, program kedua untuk desa yakni program Embung Desa, meskipun embung tidak relevan di Ubud namun tetap bisa untuk pariwisata.
 
"Jadi ada akselerasi. Jadi, bukan semata hanya kepentingan pertanian. Embung ini juga bisa untuk perikanan guna meningkatkan gizi masyarakat," ungkapnya dalam acara yang juga dilakukan MoU PT Mitra BUMDes dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar.
 
 
Saat ini, katanya, masih banyak balita masih kekurangan gizi. Terkait program BUMDdes, Menteri Eko ingin mengetahui apa PT Mitra BUMdes kabupaten seperti di Gianyar sudah terbentuk apa belum. Dengan danya PT Mitra BUMdes di kabupaten bisa dibentuk mitra BUMdes di desa-desa sehingga ada pendampingan di tiap BUMDdes desa.
 
Dengan begitu, sambung Mendes Eko, bisa terjadi "link and match" antara perusahaan besar, UKM dengan pengusaha kecil di desa-desa. Yang selama ini menjadi problem UKM dan pengusaha kecil ini, mereka tak memiliki "resources management" distribusi dan marketing karena hal tersebut mahal. 
 
 
"Nantinya melalui "link and match" antara perusahaan besar dan UKM, nantinya UKM akan menjadi suplayer perusahaan-perushaaan besar. Jadi standarnya bisa ikuti perusahaan besar. Akan ada muncul "benefit" dimana industri yang kecil bisa belajar dan tak lagi memikirkan marketnya," jelasnya.
 
Menurut Mendes Eko, mereka yang besar bisa juga "costnya" ditekan karena mereka "outsourcing". Pasalnya, didunia sekarang ini modelnya seperti itu misalnya sepatu Nike dan Apple. Mereka tidak memiliki pabrik, namun memiliki dan menguasai marketing serta distribusi sehingga industri besar jadi efisien dan industri kecil bisa jadi kuat.
 
"Selama ini telah banyak dana yang dikerahkan untuk pembangunan desa, di antaranya dengan membentuk perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dimaksudkan untuk menjadikan wilayah desa sebagai tempat wisata (cultural tourism) di Indonesia, Kami bekerjasama dengan kementerian terkait untuk percepatan pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," sebutnya.
 
 
Bagi Mendes Eko, tujuan pendirian sebuah Bumdes pada umumnya, yaitu meningkatkan Perekonomian Desa, meningkatkan Pendapatan asli Desa, meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.
 
Festival yang telah memasuki tahun keempat ini mengangkat tema "Kewirausahaan, Budaya, dan Pariwisata", diisi dengan pameran UMKM, peragaan busana, dan pergelaran seni budaya yang menyedot ribuan pengunjung. Sedangkan sesi seminar menghadirkan sejumlah narasumber yang diikuti ratusan peserta dari berbagai negara.
 
 
Hermawan Kertajaya, Founder Markplus Inc. yang juga President International Council for Small Business (ICSB) Indonesia berharap kegiatan yang telah empat kali digelar ini bisa memberikan kontribusi nyata bagi Ubud.
 
The Ubud Royal Weekend kali ini juga menggandeng Ubud Homestay Association untuk mengangkat peran wisata budaya dan wisata desa. "Homestay merupakan tren menarik yang kinerjanya mampu menyelaraskan wirausaha berbasis budaya dan pariwisata," tutup Hermawan.(BB).


Berita Terkini