Didatangi KPK, Nelayan Pengambengan Pertanyakan Bantuan Kapal
Selasa, 25 April 2017
Baliberkarya.com/ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Sejumlah nelayan Desa Pengambengan mempertanyakan bantuan kapal yang semestinya sudah mereka diterima tahun 2014 lalu.
Namun hingga saat ini bantuan tersebut tidak kunjung direalisasikan. Padahal dua kelompok nelayan sudah dipastikan dapat bantuan dua kapal dengan nilai masing-masing Rp.1,7 miliar.
Buntut tidak diterimanya kapal ini, kelompok nelayan ini didatangi orang yang mengaku dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyanyakan bantuan dua kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Selain itu, kelompok nelayan harus berurusan dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali. Beberapa orang dari kelompok nelayan yang menerima bantuan kapal ini dipanggil untuk dimintai keterangan, padahal sampai saat ini kapal bantuan belum diterima.
"Sudah pasti dapat, katanya kapal ada di Banyuwedang, Gerogak," kata Sakirin, nelayan yang memohon bantuan kapal, Selasa (25/4/2017).
Menurutnya, permohonan bantuan kapal nelayan dari Desa Pengambengan itu atas nama kelompok nelayan Anugerah dan Muara Indah. Permohonan ditujukan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui Provinsi Bali.
Dua kelompok ini dipastikan mendapat bantuan dua buah kapal bersamaan dengan bantuan dua buah kapal nelayan Serangan dan nelayan dari Buleleng. Total ada 7 kapal bantuan dengan nilai masing-masing kapal Rp.1,7 miliar.
Sejak dipastikan mendapat bantuan kapal, nelayan berharap kapal segera diberikan. Tetapi hingga saat ini belum ada kapal yang diterima.
Kapal tidak datang hingga saat ini, hingga kelompok nelayan ini didatangi tiga orang yang mengaku dari KPK untuk menanyakan masalah kapal yang dimohonkan.
Saat didatangi KPK itu, dua kelompok nelayan itu disodori kertas dan disuruh untuk tandatangan. Bahkan orang yang mengaku dari KPK itu mengatakan kapal bantuan bisa diambil di Gerokgak.
"Bilangnya suruh ambil, tapi kita tidak ada uang untuk beli solarnya. Semestinya kapal diantar kesini, tapi kok kita disuruh ngambil. Sampai sekarang belum lihat seperti apa bentuk kapalnya kalau memang ada,"ungkapnya.
Selain itu, Sakirin dan kelompoknya dipanggil Kejati Bali untuk menanyakan masalah kapal yang dimohonkan. Saat itu, Sakirin mengakui memang mengajukan bantuan kapal, namun hingga kini kapal tersebut belum diterimanya.
Sakirin meyakini bantuan kapal yang dimohon ini telah dijadikan bancakan korupsi, karena saat mengajukan proposal bantuan yang diminta adalah kapal kayu.
Sedangkan kapal yang kabarnya dibuat di galangan Pacemengan, Banyuwangi tersebut kapal terbuat dari fiber. Diduga, kapal sengaja di gelapkan.
Disamping itu, Sakirin meluruskan informasi yang selama ini simpang siur mengenai penerima bantuan kapal.
Informasi mengenai bantuan kapal itu untuk 5 kelompok nelayan di Buleleng, seperti yang muncul dibeberapa media lokal Bali beberapa bulan ini Dia sebut informasi itu salah.
Kelompok penerima kapal yang benar dari Pengambengan 2 kapal, nelayan Buleleng hanya ada tiga kelompok yang masing-masing satu kapal.(BB)