Gubernur Ajak Semua Komponen Turut Lindungi Kelestarian Hutan Bakau
Selasa, 18 April 2017
Baliberkarya.com/ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Keberadaan hutan bakau memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan ekosistem baik itu ekosistem hutan, air dan alam sekitarnya. Keberadaan hutan bakau memiliki fungsi penting diantaranya sebagai pencegah abrasi, mencegah instrusi air laut serta mencegah terjadinya tsunami.
Namun keberadaan hutan bakau dewasa ini kondisinya semakin memprihatinkan serta luasannya yang semakin berkurang yang salah satunya disebabkan oleh pendayagunaan wilayah pesisir yang semakin meningkat dan tidak terkontrol serta terjadinya alih fungsi hutan bakau. Seluruh aktivitas tersebut memberi efek yang signifikan bagi lingkungan diantaranya berkurangnya biota laut, rusaknya habitat, abrasi serta terjadinya tsunami di pesisir pantai. Untuk itu berbagai upaya perlu ditempuh dalam melestarikan hutan bakau baik yang dilakukan melalui rehabilitasi maupun restorasi. Seluruh upaya pelestarian tersebut menjadi tanggung jawab dari semua komponen masyarakat mengingat tanpa dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat upaya pelestarian tidak akan berhasil.
Demikian disampaikan Gubernur Bali dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Wagub Sudikerta dalam pembukaan International Conference On Sustainable Mangrove Ecosystem di Agung Room Hotel Inna Bali Beach, Selasa (18/4/2017). "Pelestarian hutan bakau menjadi tanggung jawab kita semua, tanpa masyarkat pengelolaan hutan bakau tidak akan bisa " imbuhnya. Sementara itu Wagub Sudikerta yang didampingi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali I Gede Nyoman Wiranatha dalam wawancaranya dengan awak media menyampaikan bahwasannya kerusakan hutan bakau di wilayah hutan bakau Taman Hutan Raya Ngurah Rai ( Tahura) disebabkan salah satunya oleh pencemaran sampah yang telah merusak biota laut serta ekosistem sekitarnya. Berbagai langkah telah dilakukan oleh Pemprov Bali dalam upaya mengembalikan kembali fungsi hutan bakau, namun upaya tersebut masih memerlukan dukungan dari masyarkat. “ Berbagai langkah telah kita lakukan diantaranya dengan mengedukasi maysarakat tentang pentingnya kelestarian hutan bakau, upaya reboisasi termasuk pula didalamnya melibatkan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam upaya pelestarian tersebut.
Seminar Internasional yang dihadiri sekitar 150 peserta dari berbagai negara ini akan berlangsung dari tanggal 18- 21 April 2017 dan diisi dengan berbagai sesi diskusi serta presentasi dari para pemerhati lingkungan, pemegang kebijakan, akademisi serta para peneliti dari berbagai negara di dunia.(BB)