Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Bandara Buleleng 'Double Runway' Telan Dana 50 Triliun Dibangun Selama 8 Tahun

Rabu, 12 April 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Bandara Buleleng yang akan menjadi bandara tercanggih di dunia akan terdapat lima kegiatan utama dalam pembangunan bandara baru tersebut di antaranya power plan, aero city, runway dan terminal, marina dan infrastruktur. 
 
"Begitu lokasi ditentukan, Jasa Marga akan masuk membangun tol dari utara ke selatan.‎ Untuk rekomendasi sudah dikeluarkan baik oleh kabupaten maupun provinsi," kata Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), Made Mangku kepada awak media di Denpasar, Rabu (12/4/2017).
 
Sejauh ini, lanjut Made Mangku, tak ada hal yang menghambat pembangunan yang memakan waktu paling lama 8 tahun dari perencanaan sekitar 15 tahun. Soal konsep tak ada perubahan signifikan, hanya terjadi sedikit pergeseran berkaitan dengan keberadaan nelayan di sekitar lokasi.
 
"Pembangunan kita percepat menjadi 8 tahun dari estimasi waktu 15 tahun. Nelayan harus kita akomodasi dengan menyiapkan alternatif agar mereka tetap bisa beraktivitas. Kita akan siapkan tempat penambatan perahu, tempat budi daya dan BBM," terangnya.
 
‎‎Selain itu, Made Mangku menjamin pembangunan bandara bebas dari korupsi. Untuk hal itu, ia telah menjalin MoU (Memorandum of Understanding) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).‎ Sementara, untuk pendanaan pembangunan bandara kedua yang dimiliki Bali itu akan ‎membutuhkan dana sebesar Rp50 triliun. 
 
Made Mangku mengaku dana itu akan dihimpun oleh PT Kinessis Capital and Investment. Menurutnya, dana itu terbesar untuk pembangunan airport, runway dan terminal yang menguras dana hingga Rp12 triliun.
 
"Panjang runway 3.600 dikali dua. Double runway. Runway dua seluruhnya di atas laut. Runway satu dan terminal tidak.‎ Ada 800 hektar yang terapung di laut. Untuk perpanjangan daratan Rp6 triliun," ungkap Made Mangku.
 
‎Bandara tersebut, ujar Made Mangku, nantinya akan berada di koordinat 11-14. Koordinat itu memastikan jika bandara berada di tengah. Pesawat yang datang dari arah barat harus berada di atas Pasuruan, Jawa Timur terlebih dahulu. 
 
Sementara dari arah timur berada di atas Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Titik koordinat itu diambil lantaran koridor selatan utara sudah penuh dan krodit.
 
‎Pria yang juga pengamat lingkungan itu menegaskan jika bandara baru di Bali Utara itu harus menggunakan dan menghasilkan energi terbarukan. Untuk kebutuhan air akan melalui proses penyulingan air laut menjadi air bersih. 
 
"Jadi kita tidak pakai air bawah tanah atau permukaan. Untuk listrik kita butuh 50 MW. 37 MW untuk kepentingan bandara, sisanya untuk kepentingan masyarakat. Begitu juga dengan air, kita berikan untuk masyarakat," tegasnya mengakhiri.‎(BB).


Berita Terkini