Beh! Setiap 6 Bulan Ratusan Juta Uang Masyarakat Jembrana Raib
Selasa, 11 April 2017
Baliberkarya.com/ist
Baliberkarya.com - Jembrana. Pasar rakyat yang digelar setiap enam bulan sekali bertepatan dengan hari Raya Galungan dan Kuningan di lapangan umum Pergung, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ternyata banyak menimbulkan masalah.
Selain menimbulkan kemacetan lalu lintas di jalur Denpasar-Gilimanuk, lantaran tempatnya di pinggir jalur utama, juga menimbulkan kerusakan lapangan yang baru saja ditata Pemkab Jembrana dengan menelan anggaran milyaran rupiah.
Keberadaan pasar rakyat yang 90 persen pedagangnya datang dari luar tersebut juga berdampak pada kotornya lapangan dan lingkungan serta meninggalkan bau yang menyengat.
Yang paling memprihatinkan ternyata keberadaan pasar rakyat yang digelar mulai Penampahan Galungan hingga Umanis Kuningan tersebut ternyata menghabiskan ratusan juta uang masyarakat Jembrana.
Dari data yang diproleh, pada pelaksanaan pasar rakyat kali ini sedikitnya ada 300 pedagang di lokasi pasar rakyat tersebut. 90 persen diantaranya merupakan pedagang luar.
Masing-masing pedagang selama pasar rakyat digelar rata-rata dapat berjualan Rp 10 juta. Pembelinya hampir 100 persen warga Jembrana. Dengan demikian total uang yang terkumpul selama pasar rakyat digelar sebanyak Rp 250 juta.
Uang sebanyak itu sayangnya harus dibawa ke luar Jembrana dan tidak ada perputaran ekonomi di lokasi pasar rakyat tersebut. lantaran sekitar 90 persen jumlah pedagang yang berjualan di pasar rakyat tersebut berasar dari luar Jembrana.
“Bayangkan jika setiap enam bulan sekali dana sebesar itu harus dikeruk dan dibawa ke luar Jembrana. lama kelamaan perekonomian di Jembrana bisa lumpuh,” ujar salah seorang warga, Minggu (9/4/2017)
Terkait hal tersebut, pihaknya dan sejumlah warga Jembrana lainnya berharap pihak Pemkab Jembrana mengkaji ulang izin pelaksanaan pasar rakyat karena masyarakat Jembrana dirugikan dalam hal perputaran uang dan hanya menguntungkan segelintir orang.
Salah seorang pedagang pakaian asal Banyuwangi yang berjualan di pasar rakyat tersebut mengakui setiap Galungan hingga Kuningan atau tiap enam bulan sekali dia selalu berjualan di pasar rakyat tersebut.
Biasanya selama berjualan di lokasi tersebut dia berhasil mengumpulkan uang rata-rata Rp 10 juta. Bahkan bisa lebih dan kadang kurang dari jumlah tersebut, tergantung cuaca.
Kordinator Pasar Rakyat Pergung Nengah Ridja dikonfirmasi melalui telpon membenarkan pedagang yang berjualan di pasar rakyat tersebut 90 persen berasal dari luar.
“Namun untuk pelaksanaan pasar rakyat kali ini jumlah pedagang jauh menurun dari tahun-tahun sebelumnya, yakni kali ini hanya 250 pedagang. Sedangkan tahun-yahun sebelumnya mencapai 400 pedagang.(BB).