Golkar : Elektabilitas Sudikerta di Bali Aman!
Jumat, 07 April 2017
Baliberkarya/ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Partai Golkar tampaknya benar-benar ingin merebut kursi Gubernur Bali di Pilgub 2018 mendatang.
Usai DPP Golkar memberikan rekomendasi kepada Ketua DPD IGolkar Bali yang juga Wagub Bali, Ketut Sudikerta, jajaran Golkar Balilangsung tancap gas mempersiapkan strategi guna mensukseskan jagonya pada Pilgub nanti.
BACA JUGA : Wagub Sudikerta Hadiri Pujawali Utama Pedudusan Agung Pura Desa Sumerta
Untuk itu, partai berlambang pohon beringin ini juga sudah mulai memetakan basis-basis potensi massa yang akan bisa memenangkan Sudikerta di Pilgub mendatang.
Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) Partai Golkar Bali, Dewa Made Suamba Negara mengaku bahwa saat ini pihaknya sedang memetakan potensi kemenangan dari Sudikerta di setiap daerah di Bali. "Kita berpikir untuk daerah mana yang perlu digarap itu yang perlu kita bicarakan," katanya di Denpasar, Jumat (7/4/2017).
Menurutnya,berdasarkan dari beberapa hasil survey yang diperoleh oleh Golkar, Suamba Negara mengatakan bahwa tingkat elektabilitas Sudikerta sudah berada dalam angka yang bagi Golkar cukup aman yakni hampir mencapai 40 persen.
Hal ini lanjutnya cukup menggembirakan bagi jajaran internal Golkardalam menghadapi Pilgub mendatang. "Karena kalau sekarang kita bukan membuat-buat hasil, dari beberapa kali survey beliau masih di angka yang nyaman lah," akunya.
Walaupun begitu berdasarkan hasil survey tersebut, pihaknya menyadari bahwa elektabilitas Sang Wagub di Kota Denpasar kalah jauh dibanding Cagub yang diusung oleh NasDem yakni Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dengan selisih hampir 12 persen.
"Yang terakhir kemarin hasil survey kita dapat, bukan kita lo nyelenggarakan, tapi orang lain. Kita memang kalah di Kota Denpasar, selisih sekitar 12-an persen," paparnya.
BACA JUGA : Prabowo Dukung Kadernya 'Yonda' Diproses Hukum Kasus 'Reklamasi Terselubung'
Disinggung apa yang menjadi penyebab tingkat elektabilitas Sudikerta yang rendah di Denpasar, pihaknya mengaku heran dan tidak mengetahui penyebabnya. Namun, pihaknya optimistis dapat mengejar ketertinggalan elektabilitas Sudikerta tersebut. Apalagi, tingkat elektabilitas Sudikerta di delapan kabupaten lainnya cukup tinggi.
"Penyebab kami belum tahu. Tapi swing votternya masih tinggi. Tapi tempat lain kami menang," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam Pilgub masyararakat Bali lebih banyak melihat sosok figur ketimbang partai. Sehingga pihaknya optimistis dapat membawa Sudikerta ke kursi Gubernur di Pilgub 2018. "Begini selalu dalam pemilu legislatif, pemilukada itu orang melihat figur. Jadi melihat orientasi orang itu kepada figur yang bersangkutan menjadi calon," katanya.
Suamba Negara mencontohkan di Pilgub 2013 lalu, dimana pada saat itu pihaknya tidak memiliki penguasa lokal seperti bupati dan walikota, tetapi dapat memenangkan Pilgub.
Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa masyarakat Bali sudah cerdas dalam berdemokrasi.
"Kalaupun misalnya anggap kita Golkar tidak memiliki penguasa, kami kan tidak memiliki penguasa di semua kabupaten, sama halnya ketika itu Mangku Pastika berpaket dengan Sudikerta yang kedua itu kan kita tidak memiliki kekuatan mayoritas dalam hal politik, karena Bali dikuasai PDIP. Tetapi Koalisi Bali Mandara justru bisa keluar sebagai pemenang. Artinya kalau kita berhipotesa kalau masyarakat bisa berpikir cerdas ya itu jawabannya," paparnya.
BACA JUGA : Maksimalkan Pelayanan, RSUD Wangaya Siapkan Gedung Poliklinik Baru
Pihaknya juga berharap agar Sudikerta mendapatkan calon tandem yang dapat yang memiliki integritas dan kredibilitas di masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan elektabilitas Sudikerta dihelat and rakyat Bali lima tahunan tersebut.
"Mudah-mudahan calon yang mendampingi beliau sebagai wakil ya integritas dan kredibilitasnya diketahui masyarakat, sehingga bisa menambah suara. Saya kira kalau beliau sudah ada tandem mungkin beda. Kalau dari survey," ujarnya. (BB/TB)