Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Peradah Bali Minta BNN Edukasi Bahaya Narkoba di Medsos

Kamis, 16 Maret 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Selama ini Badan Narkotika Nasional (BNN) mengalami kesulitan dalam mengedukasi atas bahaya Narkoba di kalangan generasi muda.

Cara tradisonal-konvensional dengan biaya tinggi dirasa sebagian besar masyarakat kurang efektif. Sudah saatnya peran teknologi informasi digunakan. Konten dan fitur yang kaya visual mesti dikedepankan agar pesan yang disampaikan kepad audience lebih efektif dan efesien.  

BACA JUGA : Polres Jembrana Tangkap 6 Pelaku Narkoba. Ini Identitas Lengkapnya!

Demikian dikemukakan oleh pengurus Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Peradah Indonesia Bali Kamis  (16/3/2017) di Denpasar disela Rapat Sinergitas Advodkasi Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba kepada institusi Pemerintah dan Swasta yang berlangsung di Kantor BNNP Bali. Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali I Komang Agus Widiantara menilai masalah bahaya narkoba dalam kacamata anak muda dinilai lumrah dan kurang seksi.

Upaya dan keterlibatan generasi muda dalam memerangi narkotika juga dinilai hangat-hangat tahi ayam. Antusiasme hanya bersifat jangka pendek, sementara dan seremonial.

“Kegelisahan atas bahaya Narkoba belum diraskan semua lapisan, hanya Pemerintah dan instansi tertentu saja yang ngotot,”katanya.

Bahaya Narkoba yang mengancam, terutama Bali sebagai destinasi Pariwisata dunia sudah barang tentu menjadi incaran. Sudah banyak pula korban berjatuhan dari anak muda karena kecanduan obat terlarang tersebut.

Sementara, langkah preventif maupun edukasi selama ini kurang “diminati” dan dianggap hal yang biasa. Padahal pesan atau kampanye atas bahaya narkoba, mesti terus digelorakan mengingat peredaran narkoba terus gencar dilakukan sehingga merusakan masa depan generasi muda.

Mahasiswa pascasarjana IHDN Denpasar ini meminta, sudah saatnya edukasi yang dilakukan di ruang maya, yakni media sosial. Hal ini dinlai strategis karena aktivitas seperti interkasi dan komunikasi  nyaris tanpa jeda dilakaukan di akun-akun media sosial.

“BNNP mesti memiliki terobosan untuk mendekati anak muda di media sosial. Kontennya tentu harus menarik,”katanya.

Sementara itu Kabag Umum BNNP Bali, Sang Gede Sukawiyasa mengakui bahwa kewalahan dalam melakukan edukasi mengenai bahaya narkoba khususnya untuk segmen generasi muda. Selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya, seperti tatap muka langsung,sosialisasi menggunakan media mainstream,  hingga  penyebaran flyer atas ancaman Narkoba.

“Dan sekarang kita mencoba terapkan sms blast. Jadi setiap saat kami mengirimkan informasi bahaya narkoba  dengan pesan yang berbeda-beda,”jelasnya.

Peran Desa

BACA JUGA : Kedatangan Peraih Nobel Dunia, Unud Diharapkan Bisa Tingkatkan Intelektualitas

Peredaran narkoba di Bali memang kian memprihatinkan. Pemberantasan yang dilakukan secara reaktif dinilai  kurang efektif untuk menumpas sampai ke akar. Langkah preventif dan edukasi menjadi ujung tombak melalui sosialisasi atas bahaya barang berbahaya tersebut. Selain mewabah warga kota, desa juga menjadi incaran dan sasaran empuk Narkotika.

Untuk itu desa bisa terlibat untuk menekan peredaran Narkoba melalui pencegahan secara serius dan kontinyu. Tes urine misalnya, menjadi langkah awal yang mendesak dilakukan.

“Untuk itu kami minta ada anggaran khusus untuk itu yang dirancang dalam APBdes,”kata Kepala  BNNP  Bali Putu Gde Suwastawa, dalam pertemuan Rapat Sinergitas tersebut.

Upaya tersebut dinilai penting  oleh Suwastawa mengingat Narkoba dengan berbagai turunannya mengintai masyarakat Bali tanpa pandang bulu. Hal ini tercermin dari kondisi penyalahgunaan atau pecandu Narkotika di Bali yang terus meningkat. Jumlah pecandu, tambah Suwastawa dari tahun 2015-2016 meningkat sebanyak 2,02% atau naik 1.104 dari 61.353 pecandu menjadi 62.457 pecandu.

Yang mengejutkan, para pelajar ikut berkontrbusi besar sebagai pengedar seperti SD (118 orang), SMP (154 orang) SMA (683 orang) sedangkan terbanyak dari pihak swasta mencapi 652 orang.

“Apalagi kawasan vital pariwisata di desa, ini sangat rentan,”tambahnya.

Ia meminta, perangkat desa, baik dinas maupun adat bisa berkolaborasi memerangi peredaran Narkoba. Hal sederhana yang bisa dilakukan dengan edukasi atau penyuluhan bahaya narkoba. Disamping tes urine untuk meyakinkan warga mereka bebas dari penggunaan barang-barang terlarang tersebut.

BACA JUGA : Tolak Aplikasi, Transport Lokal Akan "Perangi" Angkutan Online di Bali

Sementara rapat sinergisitas, kemarin  dihadiri oleh beberapa instansi seperti Kesbangpolimas kabupaten/kota di Bali, Dinkes Kota Denpasar, Pihak Perbekel Desa Sumerta Kelod, Perbekel Desa dauh Puri Kelod dan Perhimpunan Pemuda HIndu (Peradah) Indonesia Provinsi  Bali. Diskusi dalam rapat tersebut berlangsung alot, terutama dalam strategi sekaligus pendekatan yang digunakan untuk sosialisasi akan dampak narkoba yang masih disikapi apatis oleh generasi muda saatkini. (BB)


Berita Terkini