Ini Syarat Mutlak Wajib Ditaati Jika Kita Hendak Makan Daging Babi
Senin, 13 Maret 2017
Istimewa
Baliberkarya.com-Jembrana. Merebaknya kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di Tabanan, diharapkan tidak merebak hingga di Kabupaten-kabupaten lain termasuk di Kabupaten Jembrana.
Komisi C DPRD Jembrana yang membidangi masalah kesehatan meminta instansi terkait melakukan pengecekan hingga ke bawah sehingga tidak merebak sampai ke Kabupaten di "Bumi Mekepung".
BACA JUGA : Lagi Nok! Puluhan Liter Arak Bali Diselundupkan Ke Jawa
Anggota Komisi C DPRD Jembrana, I Putu Kamawijaya mengatakan beberapa penanganan yang terkait penyakit semestinya harus segera dilakukan hingga aparat dibawah. Hal itu perlu dilakukan sehingga tidak sampai menyebar atau menimbulkan tanda tanya di masyarakat.
Menurutnya, setiap ada permasalahan penyakit yang bertalian dengan hewan, seperti Rabies dan Flu Burung di kabupaten, harus disosialisasikan hingga lapisan paling bawah sehingga masyarakat luas menjadi paham.
"Apa yang perlu dilakukan dan tidak, itu harus disosialisasikan. Berdayakan perangkat desa sampai ke Klian," sarannya.
Paling tidak, Dinas bersurat hingga ke tingkat Banjar, terkait permasalahan yang sedang berkembang. Pasalnya, jangan sampai setiap permasalahan itu menimbulkan ketakutan pada masyarakat.
Terkait dengan penyakit Meningitis Streptococcus Suis (MSS) yang disebut-sebut dari daging Babi, dia menghimbau masyarakat dan pedagang makanan olahan babi hendaknya jangan dulu mengkomsusi maupun menjual 'Lawar Barak'.
Mengingat bahan dasar 'Lawar Barak' tersebut dari darah babi yang masih mentah. Namun masyarakat tidak perlu kuatir mengkomsusi dading babi, sepanjang daging babi tersebut dimasak dengan baik, dipastikan aman untuk dikomsumsi.
BACA JUGA : Keterlaluan! Mangkir dari Panggilan BK, 'Wayan SD' Dewan Malah Dugem di Kafe
Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menghimbau kepada warga masyarakat agar beraktivitas secara normal dan tidak perlu dilanda ketakutan berlebihan.
"Masyrakat tidak usah takut mengkonsumsi daging babi, selama proses memasaknya dilakukan secara benar sampai matang tidak berbahaya," ucap Wabup Kembang saat menerima audiensi dari Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dan Balai Besar Veteriner Denpasar Senin (13/3/2017).
Hingga saat ini, menurutnya di Jembrana belum ditemukan kasus MSS itu. Namun, Wabup tetap menghimbau masyarakat agar waspada terutama bagi mereka yang memiliki peternakan babi dalam menjaga kebersihan ternaknya masing-masing.
Dinas Pertanian dan Pangan juga diminta untuk memantau dan memberikan sosialisasi serta pengecekan kepada masyarakat dibawah. Khususnya kepada mereka yang berternak babi dalam menjaga kebersihan sanitasi kandang, serta apabila ternaknya ada yang sakit agar jangan langsung dipotong tapi diobati karena penyakit ini masih bisa disembuhkan menggunakan antibiotik.
"Kita juga akan kerahkan dinas terkait untuk rutin melakukan pengecekan. Bagi masyarakat yang mempunyai masalah terkait kesehatan ternaknya bisa melaporkan kepada dinas terkait untuk segera diberikan penanganan," pinta Wabup.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra juga menyebutkan bahwa masyarakat supaya tidak khawatir mengkonsumsi daging babi.
Sebab, apabila daging babi dimasak secara matang, bakteri akan mati jadi tidak membahayakan. Pihaknya bersama Balai Besar Veteriner Denpasar juga telah turun melakukan pengecekan, mengambil sampel disejumlah peternak dan hasilnya negative tidak ditemukan bakteri pada babi ternak warga.
BACA JUGA : Perangi Narkoba, Yayasan Seni Jembrana Ajak Generasi Muda Berkesenian
Sumantra menduga bakteri yang menyerang sekarang ini bukanlah jenis baru karena kasus serupa sudah terjadi pada tahun 2014. Masa pancaroba seperti saat ini biasanya ditandai dengan kemunculan berbagai penyakit termasuk bakteri pada binatang.
Karena itu para peternak wajib lebih rajin membersihkan kandangnya secara berkala. Bakteri akan tumbuh lebih subur ditempat yang kotor dan lembab.(BB).