Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Begini Kronologis Warga Arab Berkata Bom Siap Meledak Dalam Lion Air di Bandara Ngurah Rai

Kamis, 09 Maret 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Sebuah pesawat Lion Air JT 015 tujuan Denpasar-Jakarta tipe B737-900 gagal terbang di Bandara Ngurah Rai. Pasalnya, salah satu penumpang pria warga Arab Saudi, Aljohani Dakheel Allahwdahm diduga mengatakan kepada salah satu penumpang lainnya jika ada bom siap meledak dalam pesawat.
 
Begini kronologis lengkapnya yakni bahwa pada Rabu 08 Maret 2017 pukul 18.20 Wita di Bandara Ngurah Rai Bali telah ditemukan penumpang pesawat Lion Air JT 015 tujuan Denpasar- Jakarta salah satu penumpang pria warga Arab Saudi, Aljohani Dakheel Allahwdahm awalnya diduga mengeluarkan kalimat bahwa "pesawat ini akan meledak setelah terbang" (pakai bahasa Inggris).
 
 
Omongan warga Raja Salman didengarkan oleh seorang penumpang lainnya warga negara Philipina bernama Kliengene B selaku saksi. Setelah mendengarkan kalimat tersebut, selanjutnya saksi warga Philipina itu melaporkan ke crew pesawat, kemudian pihak Crew melaporkan ke Pilot. 
 
Pihak Crew sempat bertanya kepada penumpang warga Arab tersebut, mereka bilang bercanda. Kemudian pihak crew melaporkan kepada Pilot. Pilot lalu melaporkan ke Tower akan tetapi karena sudah ancaman pesawat tidak jadi diterbangkan, selanjutnya pesawat di kembali ke Bravo 36.
 
 
Pukul 18.45 Wita pesawat Lion Air itu tiba di Bravo 36, selanjutnya pelaku dan rombongan beserta saksi di bawa oleh  Airline Lion  ke Base Ops Lanud untuk dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan rombongan beserta barang bawaan. Adapun rombongan pelaku yakni Alharazi AM, Alharbi K, Qasem A, Aljohani DA, Allihaibi. 
 
Kapolda Bali pada pukul 19.30 Wita tiba di Base Ops, selanjutnya melakukan wawancara terhadap penumpang Arab tersebut. Pukul 20.53  Wita pemeriksaan selesai, selanjutnya pelaku warga Arab dan rombonganya serta saksi dibawa aparat kepolisian, dan dilakukan proses pemeriksaan oleh Aparat Kepolisian terhadap pelaku serta saksi.
 
Namun pernyataan pembelaan disampaikan, Duta Besar ‎Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi yang menyatakan, Indonesia adalah rumah kedua bagi warga Arab Saudi. Bahkan, menurutnya seluruh warga Arab yang datang ke Indonesia selalu merasa aman dan nyaman.‎ 
 
"Warga Arab yang berkunjung ke Indonesia selalu baik-baik saja. Kebetulan Raja Arab Saudi Yang Mulia Salman bin Abduaziz al-Saud sedang berada di Bali, maka pihak keamanan Indonesia memang ketat menjaga situasi di mana-mana," katanya usai menengok warganya yang tengah menjalani pemeriksaan di Hotel MaxOne Suite Tuban, Kuta.
 
Menurut Osama yang bertemu warganya itu jika dari hasil pemeriksaan petugas diketahui jika insiden 'pesawat akan meledak di udara setelah take off'‎ yang diucapkan warganya hanya mis komunikasi belaka. 
 
 
 
"Kebetulan kejadian tadi hanya salah mendengar saja dari warga Filipina apa yang dikatakan oleh warga Arab Saudi yang mendengar ada kata bom. Itu salah. Tidak ada warga kami mengatakan seperti itu," ungkap Osama.
 
‎"Warga kami dikatakan menyebut kata bom menggunakan Bahasa Inggris. Padahal mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Di mana pun di dunia, ketika kru pesawat mendengar kata seperti itu, untuk keamanan harus kembali lagi agar diserahkan kepada pihak keamanan terkait," imbuh Osama.
 
Sampai saat ini, kata Osama, tak ada bukti apapun yang menunjukkan jika warganya membawa bom dan hendak meledakkan pesawat tersebut. ‎ 
 
"Baik warga kami maupun warga Filipina itu sudah dimintai keterangan. Alhamdulillah tidak ada bukti apapun tentang bom. Tidak ada masalah dan warga kami diizinkan melanjutkan perjalanan," jelas Osama.
 
Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Bali‎, Brigadir Jenderal I Gede Alit Widana menuturkan hal sama bahwa dari hasil pemeriksaan, hanya terjadi mis komunikasi saja antara warga Arab dan Filipina yang kebetulan satu pesawat tersebut.
 
"Telah kami lakukan pemeriksaan dan hasilnya hanyalah mis komunikasi, sehingga warga Arab Saudi itu diizinkan untuk berangkat ke Jakarta. Tidak dideportasi. Tadi ada pendengaran setelah take off itu pesawat akan meledak di udara. Itu mis komunikasi saja. Sudah kami cek semua, tidak ada masalah," ujarnya. 
 
 
Meski begitu, Alit Widana tak mau menjelaskan apa yang sesungguhnya diucapkan oleh warga Arab tersebut sehingga warga Filipina melaporkan ke kru pesawat mengenai adanya ancaman peledakan pesawat menggunakan bom.
 
 
"Dia sedang bercanda dengan kawannya sendiri, orang Filipina ini salah mendengar. Tadi warga Filipina mendengar katanya ada bom, pesawat akan hancur. Begitu saja. Dia tidak ada menyampaikan seperti itu. Salah dengar saja warga Filipina itu," terangnya. 
 
Alit Widana menegaskan jika warga Arab Saudi tersebut bukanlah bagian dari rombongan Raja Salman yang tengah berlibur di Bali. 
 
‎"Bukan rombongan Kerajaan Arab Saudi. Dia wisatawan yang sedang berlibur. ‎Besok (Kamis 9 Maret 2017) pukul 10.00 WITA mereka akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta," pungkas Alit Widana.(BB).


Berita Terkini