Heboh Lion Air Diledakkan di Ngurah Rai, Dubes Arab Bantah Warganya Ucapkan Bom
Kamis, 09 Maret 2017
istimewa
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Badung. Setelah sempat bikin heboh dan membuat 11 penerbangan di Bandara Ngurah Rai tertunda satu jam akibat pelaku pria warga Arab Saudi, Aljohani Dakheel Allahwdahm yang diduga berkata hendak ledakkan pesawat akhirnya Aljohani diizinkan kembali melanjutkan perjalanannya.
Warga Raja Salman itu sebelumnya menjalani sejumlah pemeriksaan terkait becandaan soal bom saat menumpang Lion Air JT 105 rute Denpasar-Jakarta. Peristiwa menggemparkan membuat Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi turun tangan mendatangi warganya.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi menyatakan, Indonesia adalah rumah kedua bagi warga Arab Saudi. Bahkan, menurutnya seluruh warga Arab yang datang ke Indonesia selalu merasa aman dan nyaman.
"Warga Arab yang berkunjung ke Indonesia selalu baik-baik saja. Kebetulan Raja Arab Saudi Yang Mulia Salman bin Abduaziz al-Saud sedang berada di Bali, maka pihak keamanan Indonesia memang ketat menjaga situasi di mana-mana," katanya usai menengok warganya yang tengah menjalani pemeriksaan di Hotel MaxOne Suite Tuban, Kuta.
Menurut Osama, dari hasil pemeriksaan petugas diketahui jika insiden 'pesawat akan meledak di udara setelah take off' yang diucapkan warganya hanya mis komunikasi belaka.
"Kebetulan kejadian tadi hanya salah mendengar saja dari warga Filipina apa yang dikatakan oleh warga Arab Saudi yang mendengar ada kata bom. Itu salah. Tidak ada warga kami mengatakan seperti itu," ungkap Osama.
"Warga kami dikatakan menyebut kata bom menggunakan Bahasa Inggris. Padahal mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Di mana pun di dunia, ketika kru pesawat mendengar kata seperti itu, untuk keamanan harus kembali lagi agar diserahkan kepada pihak keamanan terkait," imbuh Osama.
Sampai saat ini, kata Osama, tak ada bukti apapun yang menunjukkan jika warganya membawa bom dan hendak meledakkan pesawat tersebut.
"Baik warga kami maupun warga Filipina itu sudah dimintai keterangan. Alhamdulillah tidak ada bukti apapun tentang bom. Tidak ada masalah dan warga kami diizinkan melanjutkan perjalanan," jelas Osama.
Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Bali, Brigadir Jenderal I Gede Alit Widana menuturkan hal sama bahwa dari hasil pemeriksaan, hanya terjadi mis komunikasi saja antara warga Arab dan Filipina yang kebetulan satu pesawat tersebut.
"Telah kami lakukan pemeriksaan dan hasilnya hanyalah mis komunikasi, sehingga warga Arab Saudi itu diizinkan untuk berangkat ke Jakarta. Tidak dideportasi. Tadi ada pendengaran setelah take off itu pesawat akan meledak di udara. Itu mis komunikasi saja. Sudah kami cek semua, tidak ada masalah," ujarnya.
Meski begitu, Alit Widana tak mau menjelaskan apa yang sesungguhnya diucapkan oleh warga Arab tersebut sehingga warga Filipina melaporkan ke kru pesawat mengenai adanya ancaman peledakan pesawat menggunakan bom.
"Dia sedang bercanda dengan kawannya sendiri, orang Filipina ini salah mendengar. Tadi warga Filipina mendengar katanya ada bom, pesawat akan hancur. Begitu saja. Dia tidak ada menyampaikan seperti itu. Salah dengar saja warga Filipina itu," terangnya.
Alit Widana menegaskan jika warga Arab Saudi tersebut bukanlah bagian dari rombongan Raja Salman yang tengah berlibur di Bali.
"Bukan rombongan Kerajaan Arab Saudi. Dia wisatawan yang sedang berlibur. Besok (Kamis 9 Maret 2017) pukul 10.00 WITA mereka akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta," pungkas Alit Widana.(BB).