Tanpa Subsidi dan Asuransi, Ratusan Petani Cabe & Bawang Merah Merugi Ratusan Juta
Senin, 20 Februari 2017
baliberkarya.com
Baliberkarya.com - Denpasar. Akibat dampak bencana alam seperti banjir dan tanah longsor belakangan ini membuat ratusan petani cabe dan bawang merah di Bali merugi hingga ratusan juta.
Kerugian petani tersebut akibat rusaknya tanaman cabe dan bawang yang sudah mencapai 20 hektar, sehingga jika dihitung total kerugian yang ditanggung petani bisa mencapai Rp300 juta lebih.
Baca Juga : Anggaran Pilgub "Gabeng", KPU Bali Minta Segera Kepastian
Sayangnya, kerugian petani akibat dampak bencana tersebut tidak mendapat ganti rugi dari pemerintah, karena para petani cabe dan bawang merah tidak dapat diasuransikan. Selama ini, asuransi petani baru untuk sapi dan padi sebagai Program Kementerian Pertanian yang disubsidi oleh pemerintah.
"Nantinya para petani cabe dan bawang merah mestinya juga diasuransikan untuk mengantisipasi dampak bencana. Namun karena biaya produksi seperti cabe itu cukup tinggi, sehingga belum berani disubsidi pemerintah," ucap Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. IB Wisnuardhana, M.Si saat ditemui awak media di Denpasar, Senin (20/2/2017).
Wisnuardhana yang didampingi Kasi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Putu Karyana mengungkapkan bahwa meskipun komuditas cabe dan bawang merah belum diasuransikan, namun lewat Kegiatan Pengembangan Kawasan untuk bawang merah dan cabe bisa diarahkan untuk membantu petani di kawasan tertimpa bencana sebagai stimulan berupa bantuan bibit dan pupuk.
Sebelumnya pihaknya mengaku sudah melakukan verifikasi kerusakan lahan pertanian akibat bencananya seperti saat mendata kerugian petani di Desa Songan B seluas 5,9 hektar dan Desa Yeh Mampeh seluas 180 hektar.
Baca Juga : APB Serahkan Bantuan Rp96 Juta Korban Bencana Alam di Bali
"Kita akan bantu pupuk dan bibit untuk cabe senilai 22 juta perhektar. Sedangkan untuk bawang merah senilai 33 juta perhektar yang berasal dari dana ABPN dan Dirjen Hortikulturan Kementerian Pertanian. Targetnya sekitar bulan Mei nanti akan digelontorkan," ungkapnya.
Menurutnya, untuk bantuan stimulan petani cabe di Bali untuk tahun 2017 dianggarkan sekitar 150 hektar. Sementara itu, untuk bawang merah sebanyak 230 hektar yang diprioritaskan untuk petani cabe dan bawang merah di daerah rawan bencana, seperti di Kabupaten Buleleng mencakup Desa Pancasari dan Wanagiri Sukasada.
Sedangkan di Kabupaten Tabanan di Desa Baturiti, Candi Kuning dan Batusesa. Sedangkan di daerah bencana yang paling parah di Kabupaten Bangli untuk para petani di Desa Songan B dan Toya Mampeh yang tertimbun lumpur dan banjir akibat tanah longsor.
Baca Juga : Revisi Perda LPD, Pansus Masih Cari Rumusan untuk Penjamin Simpanan
Khusus dari Dinas Pertanian juga ada bantuan berupa 110 ribu polybag cabe yang akan dimamfaatkan untuk para Ibu PKK dan KWT (Kelompok Wanita Tani) sebagai penyangga pangan guna mengoptimalkan lahan pekarangan.
Baginya, solusinya selain pengembangan cabe dan bawang merah di lahan, juga dikembangkan di polybag cabe sehingga tidak tergantung pada musim dan mengoptimalkan perawatan untuk ketahanan pangan di masyarakat.
"Kenapa polybag cabe? Karena cabe pada saat tertentu harganya naik akibat tidak musim dan masalah iklim, sehingga banyak cabe yang rusak akibat hujan ataupun penyakit. Inilah yang menyebabkan harganya mahal," tandasnya.(BB).