Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

SBY Difitnah, Demokrat Bali Tangkis Dengan Santun dan Energi Positif

Rabu, 08 Februari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato politiknya di hadapan ribuan kader dari seluruh Indonesia dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2017 dan Dies Natalis ke-15 Partai Demokrat di Jakarta Hall Convention Center (JHCC) Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) kemarin mengutarakan keprihatinannya atas berbagai fitnah terhadap dirinya yang berkembang di media sosial (medsos).

Santernya berbagai fitnah berupa cacian, hinaan dan makian yang merendahkan itu, Presiden ke-6 itu juga merasa resah dan kawatir dengan medsos yang kini didominasi oleh orang tak beradab.

Baca Juga : SBY Ungkap Ada Gerakan Bawah Tanah Sengaja Hajar Demokrat Habis-habisan

SBY juga mengungkapkan jika dirinya selain dijelek-jelekkan di medsos, partai berlambang mercy yang di pimpinnya sekarang ini juga dihadang dimana-mana dengan berbagai cara lantaran ketakutan jika Demokrat menang dalam Pilkada dan berjaya kembali.

Tehadap serangan fitnah itu, SBY pun meminta kepada petinggi Partai Demokrat, dewan pembina, dewan pengawas, pejabat partai Demokrat maupun anggota Fraksi Partai Demokrat dari Kabupaten/Kota dan provinsi seluruh Indonesia yang hadir agar sabar dan berjuang serta beriktiar maju kedepan "move on" suntuk mengembalikan kehormatan.

Terhadap serangan fitnah, kata SBY, cepat atau lambat keadilan akan datang sehingga ia meminta seluruh kader jangan iikut-ikutan menyebar fitnah dan menjawab finah dengan kebenaran. Ia menegaskan agar setiap kader berkarakter dan berintegritas serta jangan ikut-ikutan menjadi pengecut dan tidak kesatria.

Baca Juga : Hambalang Mangkrak, Hasil Editan Netizen Ini Bikin Ketawa Ngakak

Terkait himbauan SBY itu, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta yang hadir dalam Rapimnas dan Dies Natalis ke-15 Partai Demokrat menyambut positif arahan tersebut. Mudarta mengaku walaupun SBY dihujat dengan berbagai fitnah belakangan ini, ia akan tetap menjawab dengan santun dengan nilai-nilai yang ada di Pancasila.

Menurut Mudarta, sebenarnya yang disampaikan SBY adalah pelajaran mendasar di sekolah yakni tujuan berbangsa dan bernegara. Pasalnya, Apapun yang dilakukan dalam berpartai harus demi negara bukan semata demi kelompok dan golongan

"Nilai-nilai itu tetap dijalankan, jangan tersulut emosi. Kita anggap saudara-saudara kita tak terkontrol dan wajib menyadarkannya. Jika beliau pak SBY dan kita dilempar kata-kata busuk harus kita kembalikan dengn energi harum, dilempar kotoran kita lempar bunga karena itu berpengaruh terhadap lingkungan dan masa depan bangsa," kata Mudarta saat dihubungi Rabu (8/2/2017).

Politisi muda asal "Bumi Mekepung" itu memandang jika situasi anak bangsa cendrerung saling serang di medsos maka hal itu seperti kembali jaman peperangan. Jika dulu peperangan menggunakan berbagai senjata, namun sekarang peperang itu berbentuk kata-kata negatif.

"Itu cacian dan makian di medsos khan energi negatif. Energi negara akan terbuang percuma kalau hanya melontarkan hal-hal negatif dalam medsos. Sementara bangsa lain berlomba-lomba dalam ilmu pengetahuan dan lainnya untuk kemajuan bangsa," ungkapnya.

Bagi Mudarta, dalam hukum karma itu jika energi negatif terus dilontarkan maka hal itu akan menyerang balik diri kita sendiri yang melempar. Hinaan dan cacian akan kembali ke diri sendiri, ibarat alam semesta yang seperti cermin raksasa jika melepas kata-kaya hujatan dan cacian maka energi negatif itu akan kembali menyerang balik diri kita sendiri.

Baca Juga : Pramugari Selamatkan Korban Perdagangan Manusia. Ini Kisah Heroiknya!

Mudarta menegaskan jika emosi dan amarah akan membuat orang auranya negatif dan mengurangi umur dengan energi negatif yang dibangunnya. Mudarta menilai alangkah baiknya energi negatif itu dirubah menjadi energi positif yang saling mendukung untuk kemajuan bangsa.

"Mestinya kasi masukan dengan cara-cara terhormat, itu energi positif. Ibarat seperti sepakbola antara kiper, bek, dan penyerang harus bersatu dan bekerjasama agar gol tercetak. Jika antar sesama tim saling menghujat maka goal kemajuan bangsa tidak akan tercapai. Energi yang dipakai sebaiknya difokuskan untuk kemajuan bangsa dan negara," pungkasnya.(BB).


Berita Terkini