Pastika-Sudikerta "Nedunang" Keris, Gubernur: Maknai Tumpek Landep Momentum Pertajam Pikiran
Sabtu, 04 Februari 2017
Baliberkarya/ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Hari Raya Tumpek Landep yang dirayakan setiap 210 hari sekali yang tepatnya jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Landep hendaknya dimaknai sebagai momentum untuk mempertajam pikiran sehingga dapat berpikir lebih kritis, lebih jernih, proaktif, selalu ingin belajar dan terus menambah pengetahuan yang akan meningkatkan *sradhabhakti* kita dalam melaksanakan swadharma masing masing.
Demikian disampaikan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam dharmawacananya serangkaian piodalan Tumpek Landep di Pura Penataran Agung Kerta Sabha di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha , Sabtu ( 4/2/2017).
BACA JUGA : Penyelundupan Senjata Ilegal? Polri Mutasi Irjen Pol I Ketut Untung Yoga
Lebih jauh Pastika menyampaikan bahwasannya Tumpek Landep merupakan sebuah tonggak penajaman terhadap citta, budhi dan manah (pikiran ) dan dengan demikian kita akan selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan berlandaskan nilai nilai agam. Dengan pikiran yang jernih itu pula kita akan dapat memilah mana hal yang baik dan mana yang buruk.
"Landep itu artinya tajam atau runcing, kita maknai hari raya ini dengan menajamkan hati dan pikiran kita, kembangkan pengetahuan yang kita miliki, jangan biarkan otak kita berhenti untuk bekerja, teruslah belajar dan berpikirlah kritis," imbuhnya.
Orang nomor satu di Bali ini menambahkan pada awalnya ,dalam upacara Tumpek Landep diupacarai beberapa pusaka yang memiliki sifat tajam seperti keras dan tombak, namun selaras dengan perkembangan yang ada, dewasa ini senjata lancip sudah meluas pengertiannya.
Tak hanya sebatas keris dan tombak namun termasuk didalamnya benda benda hasil cipta karsa manusia yang dapat mempermudah hidup seperti sepeda motor, mobil, mesin, komputer dan sebagainya turut diupacarai pula dalam perayaan Tumpek Landep.
BACA JUGA : Awas Kena Hack Kayak Habib Rizieq! Lakukan 7 Hal Ini Biar Aman
"Sekali lagi saya ingatkan jangan sampai ada salah mengartikan, bahwasannya ketika kita mengupacarai mobil, motor, komputer dan sebagainya bukan berarti kita menyembah benda benda tersebut. Namun kita memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati untuk memberikan kekuatan pada benda tersebut sehingga betul betul dapat mempermudah kita dalam melaksanakan swadharma kita masing masing," tuturnya.
Rangkaian upacara piodalan pada pagi hari ini diawali dengan prosesi *nedunang* keris pusaka dari payogan beliau dan *kalinggihang *di Merajan Jayasabha untuk diupacarai. Prosesi yang dipuput oleh Ida Pedande Putra Lor Singarsa dari Griya Simpangan Bernasi Buduk, Mengwi Badung ini berlangsung dengan hikmat dan diikuti oleh Wagub Sudikerta , Sekda Prov Bali Cokorda Pemayun serta Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Bali.
BACA JUGA : Hadiri Pedudusan Alit, Rai Mantra Resmikan UUOSP Manik Sedana Banjar Batu Jimbar
Rangkaian ritual piodalan juga diisi dengan Tari Rejang Renteng yang dipimpin langsung oleh Ny Ayu Pastika serta Tari Topeng Tua dan Topeng Sidakarya. Prosesi diakhiri dengan persembahyangan bersama dan nunas nasi yasa. (BB).