Bagaimana Kenken Ne! Proyek Penebalan Jalan Nasional di Jembrana Kok Rugikan Warga
Kamis, 26 Januari 2017
Baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Jembrana. Proyek penebalan jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk dengan hotmix kembali menuai protes dari masyarakat Jembrana terutama yang tinggal di pinggiran jalan tersebut.
Pasalnya, proyek tersebut dianggap dikerjakan seenaknya tanpa memperhatikan kondisi disekitarnya, terutama pengerjaan penebalan jalan di kawasan jalan jenderal Sudirman, Negara.
Warga mengeluhkan pekerjaan proyek penebalan ruas jalan Jenderal Sudirman tersebut justru berdampak buruk terhadap pemukiman warga yang tinggal dipinggir jalan.
Pantauan awak media Baliberkarya.com disepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman Kamis (26/1) sore tampak pengaspalan badan jalan telah dilakukan dari barat Jembatan Dangintukadaya yang jebol hingga di utara lapangan Dauhwaru, Jembrana.
Sepanjang ruas jalan yang ditebalkan menggunakan aspal hotmix itu ketinggian badan jalan bahkan melebihi ketinggian trotoar di bahu jalan yang sudah ada serta mengurug pohon perindang dibahu jalan. Parahnya, saluran air di bibir trotoar pun tertutup lapisan aspal.
Pekerjaan proyek pemerintah pusat ini pun sebelumnya telah menjadi sorotan dari Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan saat melaksanakan sidak bersama sejumlah pejabat Pemkab Jembrana beberapa waktu lalu.
Saat itu, Kembang Hartawan menganggap proyek pusat tidak sinkron dengan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah daerah. Saat sidak diruas jalan Jenderal Sudirman, Wabup Kembang saat itu menyoroti proyek pengaspalan yang dikerjakan mengurug pohon perindang serta menutup saluran air trotoar.
Wabup Kembang juga meminta pejabat Pemkab Jembrana berkordinasi ke pemerintah pusat sehingga proyek yang dilaksanakan di wilayah kabupaten tidak tumpang tindih dengan penataan yang dilakukan pemerintah daerah.
Sejumlah warga yang tinggal dipinggir ruas jalan arteri lintas Jawa-Bali itu kini protes terhadap hasil pekerjaan proyek itu karena dirasakan berdampak negatif terhadap pemukiman mereka.
Salah seorang warga, I Komang Darma Astika bersama sejumlah warga di Lingkungan Keladian, Kelurahan Dauhwaru, Jembrana menilai proyek perbaikan dari pusat itu justru merugikan warga.
Menurutnya ketinggian jalan yang melebihi trotoar hingga 15 cm menyebabkan saat hujan air masuk kehalaman rumah bahkan hingga dalam bangunan seperti warung dan ruko yang ada dipinggir jalan yang posisinya sudah semakin rendah dari permukaan jalan.
Bahkan dengan adanya penebalan jalan itu, truck-truck yang parkir liar di badan jalan kini dengan mudah memarkir kendaraannya diatas trotoar. Proyek yang dibiayai dari ABPN tersebut telah dianggap sudah merugikan warga dan harus segera ditangani agar tidak semakin merugikan.
Jika memang tetap pusat sulit mengindahkan masukan dari pemerintah daerah, warga meminta lembaga terkait salah satunya Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Provinsi Bali bisa turun untuk mendengar keluhan warga secara langsung dan menindaklanjutinya ke pihak terkait di pusat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jembrana, I Gusti Putu Mertadana dikonfirmasi Kamis sore melalui ponselnya membenarkan bahwa proyek penebalan jalan dengan cara menumpuk lapisan aspal sebelumnya itu merupakan proyek pusat yakni Kementerian PUPR melali Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII
Pihaknya hanya bisa mengkordinasikannnya saja dan sesuai intruksi pimpinan daerah sudah sering melakukan koordinasi ke pusat dan BPJN namun proyek itu dikatakan tidak bisa dirubah karena telah melalui proses perencanaan sesuai program pemerintah pusat.(BB).