Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Merayakan Siwa Ratri. Ini Tahapan dan Tingkatannya

Kamis, 26 Januari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Pelaksanaan brata dan upacara Siwa Ratri, menurut Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari, dapat dilaku­kan secara bertahap sesuai dengan tingkatannya yaitu :

1. Upacara tingkatan Nista, dengan brata cukup Jagra saja.
2. Upacara tingkatan Madya, dengan brata ;  Jagra dan Upawasa.
3. Upacara tingkatan Utama, dengan brata yang lengkap yaitu Jagra,Upawasa dan Monobrata.

BACA JUGA : Ini Kisah Lubdhaka Terkait Perayaan Siwa Ratri

Khusus upacara tingkatan utama ini akan sulit dilakukan secara berkelompok banyak orang karena ada Monobrata nya, sehingga cende­rung dilaksanakan secara individual atau dalam kelompok kecil saja.

Khusus mengenai pelaksanaan upacara Siwa Ratri tingkat Nista (kecil) yaitu upacara yang biasa dilakukan oleh masyarakat pada umumnya sesuia dengan hasil Paruman Sulinggih Propinsi Bali (September 1995), khusus bagi welaka adalah sebagai berikut :

Pagi hari sejak matahari terbit pada purwaning Tilem kapitu, melakukan asuci laksana, mandi serta berpakaian rapi sesuai sesa­na, mulai saat ini sudah menggelar brata Jagra ; sambil memohon tuntunan kehadapan Bhatara Surya dan Bhatara Kamimitan agar beliau berkenan memberi kekuatan.

Sarana upacara Siwa Ratri pada tingkat ini yang perlu dipersiapkan antara lain :
1. Di Sanggar Surya menghaturkan banten pejati.
2. Di hadapan memuja menghaturkan sesayut pengambian, prayascita dan banten lingga yang terbuat dari bunga widuri putih beralaskan daun pisang kayu, dihiasi dengan bunga, padang dreman, wangi-wangian dan 108 lembar daun Bila (Maja).
3. Untuk di Pura / Kemimitan menghaturkan banten daksina dan bebera­pa canang dan dinatar menghaturkan segehan nasi cacah.

BACA JUGA : Siwa Ratri, Malam Menebus Dosa?

Pelaksanaan jagra dilakukan selama 36 jam yaitu sejak matahari terbit pada pengelong ping 14 sasih ka pitu sampai keesokan harinya setelah matahari terbenam yaitu setelah upacara mapunia.

Adapun acara pemujaan dilakukan pada malam harinya sebanyak 3 (tiga) kali / tahap dengan upakara yang telah dipersiapkan.

1. Sejak malam tiba pada pengelong ping 14 sasih ke pitu, melaku­kan pemujaan yang ditujukan kehadapan Bhatara Siwa Lingga dengan beberapa Ista dewata beliau. Persembahyangan pada tahap ini ditujukan ke hadapan Bhatara Suryaraditya, Iswara, Wisnu, Brahma Siwa dan Bhatara Sumur (gangga) dan Gana.

2. Pada pase kedua (tengah malam), kembali melakukan pemujaan dengan sarana upakara tadi yang juga dibarengi dengan persembahy­angan. Kali ini sembah ditujukan kehadapan Suryaraditya, Iswara, Wisnu, Brahma, Siwa dan Giriputri.

3. Pada pase ketiga (menjelang pagi) melakukan pemujaan yang sama dengan persembahyangan ditujukan kehadapan Suryaraditya, Iswara, Wisnu, Brahma, Siwa dan Bhatara Kumara.

Perlu kami ingatkan disini bahwa setiap kali kita selesai melak­sanakan persembahyangan maka seperti biasa dilanjutkan dengan nunas tirtha dan mebija. Namun pada kesempatan ini sehabis metir­tha dan mebija akan diakhiri dengan menaburkan sepertiga daun bila (Maja) keatas Siwalingga dari daun bila 108 lembar yang disertakan pada banten Lingga tadi dengan cara setengah dari sepertiga bagian daun Bila tadi ditaburkan keatas Siwalingga dan sebagiannya lagi disobek-sobek lalu dimasukkan ke dalam sebuah Kumba. Pusatkan pikiran pada Padmasana dan kekuatan tengah samu­dra agar lebur segala papa neraka kita sekalian. Mohonlah persak­sian kehadapan Bhatara Siwaditya, Predana Purusa, Triyodasasaksi, Jagatnatha dan Pasupathi.

BACA JUGA : Ternyata Hari Saraswati, Pagerwesi, Siwaratri Beruntun Setiap 10 Tahun. Ini Penjelasan PHDI!

Keesokan harinya pagi-pagi dilakukan upacara nyurud dengan ngele­bar brata puasa dan monobrata (bagi yang melaksanakan) tapi brata jagra masih tetap dilakukan sampai sore harinya menjelang mata­hari terbenam. Jagra baru berakhir tatkala telah dilakukan upaca­ra Medana-punia.(BB).


Berita Terkini