Ribuan Sopir Lokal Demo Konvoi Dijalan, Akses Bandara Sempat Lumpuh
Selasa, 10 Januari 2017
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Ribuan sopir yang bernaung dibawah aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali, hari ini Selasa (10/1/2017) menepati janjinya turun ke jalan untuk menggelar aksi damai menuntut ditutupnya aplikasi angkutan online berbasis Grab, Uber maupun GoCar.
Aksi 'turun kabeh' ribuan anggota dari seluruh aliansi transport lokal dimulai sejak pagi hari di kawasan Patung Dewa Ruci, Kuta dan dijaga aparat dari Polsek Kuta dan beberapa petugas polisi berpakaian bebas. Aksi aksi penolakan angkutan online baik Grab, Uber, maupun GoCar digelar oleh Alstar B, Aspaba, Persotab, CBD, Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai, PSBD, Kowinu Bali, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, Sanur Bersatu, Airport Bali Trans itu sempat sempat membuat macet kawasan bypass dan underpas (jalan bawah tanah) dikawasan Patung Dewa Ruci.
BACA JUGA : Besok, Transport Lokal Demo Tuntut Pemerintah Pusat Blokir Aplikasi Angkutan Online di Bali
Puas berorasi dikawasan Patung Dewa Ruci, ribuan massa dengan kendaraannya masing-masing konvoi melawati bypass Ngurah Rai melalui bypass Sanur menuju kawasan civic center tepatnya ke Kantor Gubernur Propinsi Bali. Aksi ribuan sopir yang melakukan konvoi dijalan dan dikawal petugas kepolisian tentu saja membuat bypass Sanur dan Ngurah Rai padat merayap.
Ribuan massa gabungan dari berbagai persatuan sopir lokal Bali ini lalu menggeruduk Kantor Gubernur Bali di kawasan Renon, Denpasar. Setibanya dikantor Gubernur Bali itu ribuan sopir lokal ini tak terima dengan keberadaan taksi online yang beroperasi di Bali.
Ribuan sopir lokal yang kecewa menuntut supaya ada penutupan secara pasti oleh pihak Pemerintah. Pasalnya, tidak ada kejelasan lagi, meski sudah sedari beberapa bulan Oktober sudah ada rapat bahwa akan ditutup, namun kenyataan taksi online meski perusahaannya ilegal dan belum memiliki badan hukum serta tidak memiliki legalitas yang jelas tapi kenyataan masih tetap beroperasi.
Suasana ribuan sopir yang berdemo sempat memanas tatkala Kadis Perhubungan Provinsi Bali IGA. Sudarsana, SH.MH yang menemui ribuan massa memberikan pernyataan yang makin mengecewakan mereka bahwa hingga bulan April mendatang masih perpanjangan masa sosialisasi PM 32 yang mengatur angkutan sewa dalam trayek dan dirinya selaku pemerintah daerah taat pada pemerintah pusat.
"Kok semua dipusat saja. Kalau bapak hanya bicara semua tergantung pusat, terus bapak di sini cuma sebagai patung saja. Begitu kan jadinya. Bapak enak datang duduk diam dapat duit, klo kami khan harus kerja keras dijalan agar bisa dapat uang," ucap Ketua AlstarB dan sekretaris AlstarB, selaku Koordinator Aksi Turun Kabeh, I Ketut Witra bersama Nyoman Kantun Murjana, disambut teriakan massa.
Merasa kecewa dan tidak puas dengan pernyataan Kadishub Bali IGA. Sudarsana serta Kadiskominfo Provinsi Bali, Ir. Nyoman Sujaya MT, ribuan massa yang 'ngambul' lalu banting arah dan berbalik melakukan aksi lanjutan di titik-titik sentral Bali seperti yang dilakukan di kawasan menuju pintu Bandara Ngurah Rai tepatnya di Patung Kuda Tuban.
"Tutup sekarang juga kami ndak mau mendengar kata-kata Kadishub lagi. Ini realita jika angkutan online tidak cocok di Bali. Selama ini tim yustisi tidak bekerja dengan baik dan tidak bisa bergerak karena kami tahu aplikasi dan dimana mereka (angkutan online) mangkal. Selama martabat Kadishub diinjak-injak angkutan aplikasi online," pekik Witra disambut teriakan massa.
"Kemeninfo harusnya berhak memblokir aplikasi online. Habiskan oknum Organda yang korupsi yang bawa dan melindungi angkutan online. Dia biang keladi adanya Grab dan Uber," imbuhnya.
Ribuan massa yang memanas akhirnya sempat memblokade jalan dikawasan Patung Kuda yang menuju dan keluar Bandara Ngurah Rai. Untuk menghindari ribuan massa memasuki Bandara Internasional Ngurah Rai, pihak kepolisian dari Polresta Denpasar dibantu Polsek Kuta akhirnya terpaksa menutup akses jalan menuju Bandara Ngurah Rai.
"aksi online justru akan memacetkan Bali dan bisa memberikan kesan yang tidak baik kepada wisatawan. Jika wisatawan sudah merasa tidak aman dan nyaman, maka tidak akan datang ke Bali. Bali ini kan daerah pariwisata, mayoritas kami sudah menolak. Kalau tidak orang lokal (Bali) yang memberikan pesan dan kesan kepada wisatawan, mereka tidak ada yang datang. Pemerintah harus tegas dan bijaksana," tandasnya.
Massa yang melakukan orasi lanjutan di Taman Satrya Gatotkaca atau Patung Kuda sempat memarkir kendaraan taksinya ditengah perempatan sehingga menutup akses menuju dan keluar Bandara Ngurah Rai. Tak pelak aksi memanas ribuan sopir yang kecewa dengan ketegasan pemerintah menindak angkutan online di Patung Kuda sempat melumpuhkan akses lalu lintas Bandara Ngurah Rai.
"Kita turun menggetarkan pemerintah pusat dan daerah dengan menutup akses bandara. Ini sebagai bukti protes keras kita terhadap sikap pemerintah yang belum memblokir aplikasi Grab dan Uber di Bali," tegasnya.
Sementara, Ketua Koperasi Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai, I Ketut Sukarta yang ikut bergabung dalam aksi berharap dengan 72 persen lebih rakyat Bali memilih Presiden Jokowi dalam Pilpres lalu mau mendengarkan dan membantu aspirasi sopir lokal Bali.
Menurutnya, Bali dengan sektor andalan pariwisata perlu ketentraman dan kedamaian dan jangan dibuat gadunh dengan produk baru berupa aplikasi online yang merugikan rakyat Bali sendiri.
"Kita dulu milih Pak Jokowi jadi presiden. Jadi Pak Jokowi please dech, bapak yang dipilih sebagian besar rakyat Bali mau membantu dan mendengar aspirasi kami. Jangan sampai kami dibawah rakyat kecil berantem dan ribut akibat dengan kehadiran aplikasi angkutan online ini. Bukan kita anti online, tapi sebagian besar rakyat Bali menolak angkutan online jadi tolong Pak Jokowi stop aplikasi angkutan online di Bali," harapnya.(BB).