Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Tiga "Cagub", Akademisi dan Legislator Bicara Soal Pendidikan di BaliTV

Kamis, 05 Januari 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Penganugerahan  Anugrah Pers K. Nadha Nugraha 2017 dengan tema “Strategi Mewujudkan Generasi Emas Bali 2018-2023″ yang dilaksanakan di Wantilan Gedung Pers K. Nadha, Denpasar, Kamis (5/1/2017) diawali dengan diskusi “Strategi Mewujudkan Generasi Emas Bali 2018-2023″. Ada lima narasumber utama yang dihadirkan, dipandu moderator Jero Jemiwi. 
 
Tiga tokoh yang namanya mencuat sebagai "calon gubernur" yakni Ketut Sudikerta (SGB), Wisnu Bawa Tenaya (WBT), dan Arya Wedakarna (AWK) tampil bareng akademisi Ketut Suastika dan legislator Nyoman Sugawa Korry. 
 
Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika mengatakan, generasi emas pertama kali dicetuskan 2012 saat Menteri Pendidikan dijabat M. Nuh. Generasi emas diharapkan tercapai di Indonesia pada 2045.
 
“10 sampai 20 tahun mendatang, populasi produktif di Indonesia sangat besar, hampir 60%,” ujarnya.
 
Suastika menambahkan, pendidikan menjadi kunci penting agar populasi produktif yang besar itu menguntungkan bagi bangsa ini. Baik itu pendidikan formal, maupun pendidikan informal. 
 
"Pendidikan harus dimulai dengan baik dari usia dini,” jelasnya.
 
Ketua PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya mengatakan, anak-anak pada masa brahmacari perlu diisi dengan 10 komponen pendidikan. Pertama-tama, bakat anak harus diketahui sejak kecil untuk menuntun mereka hingga tingkat pendidikan lebih tinggi.
 
“Siapkan guru-guru, kompetensinya harus jelas. Siapkan lebih banyak anak muda berjiwa enterpreneur,” ujarnya.
 
Wisnu meminta anak muda agar belajar dengan tekun, serta tidak mudah tergoda pergaulan bebas dan narkoba.
 
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta mengatakan, pendidikan di Bali menempati peringkat 5 nasional. Tidak kalah, namun perlu ditingkatkan menjadi no.1.
 
"Perlu ada penyiapan strategi, pertama anggaran memadai agar bisa dikelola untuk mengcreate kualitas SDM,” ujarnya.
 
Sudikerta menambahkan, pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM. Dengan demikian, SDM Bali siap untuk menghadapi persaingan.
 
“Kebijakan strategis selanjutnya adalah bagaimana guru diperhatikan kualitasnya. Kemudian, tahun 2018 kami akan membangun SMA gratis di 9 kabupaten/kota,” imbuhnya.
 
 
Anggota DPD RI, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III mengatakan, Bali tidak memiliki kekayaan sumber daya alam. Tapi Bali mempunyai manusia dan budaya. Oleh karena itu, kedepan Bali menjadi sangat tergantung dengan pendidikan. Rakyat Bali harus dicerdaskan.
 
“Kalau hanya bisa menjadi anggota ormas, meiyegan ajak nyame, pasti jnana-nya kurang. Penting untuk menciptakan orang pintar, karena orang kaya lahir dari orang pintar,” ujarnya.
 
Wakil Ketua DPRD Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry mengatakan, generasi emas merupakan akronim dari energik, multi talenta, aktif, dan spiritualis. 
 
 
“Ciri-cirinya adalah cerdas secara spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan sehat,” ujarnya.
 
Sugawa Korry menambahkan, anggaran pendidikan harus berani ditetapkan minimal 30% dari APBD untuk mencapai hal itu. Kemudian, enterpreneur mesti diciptakan minimal 2% dan berani melakukan seperti restorasi Meiji.
 
“Pilih anak pintar, biayai dengan APBD untuk dikirim ke negara-negara maju, menjadikan mereka unggul untuk membangun Bali,” jelasnya. (BB)


Berita Terkini