Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Gubernur Tantang KPU: Jangan Lahirkan Pemimpin Bali yang Buruk!

Jumat, 16 Desember 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Partai politik dan Komisi Pemilihan Umum memilik tanggungjawab utama terhadap lahirnya pemimpin Bali ke depan. Dan, kemajuan daerah Bali sangat bergantung kepada pemimpinnya. Hal itu diungkapkan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, dalam acara Sosialisasi Persiapan Menyongsong Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2018 di Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (16/12/2016).                                        
 
"Kita harapkan partai politik bertanggungjawab. Karena yang paling bertanggungjawab terhadap lahirnya pemimpin, satu adalah partai politik. Kemudian KPU dan Bawaslu, ada pula TNI polri. Itulah yang menentukan. Itu tanggungjawab berat. Karena ke depan bangsa maju atau tidak, baik atau tidak sangat tergantung kepada pemimpinnya,” papar Pastika."Kalau lahir pemimpin yang buruk, saudara-saudara buruk. Jika lahir pemimpin yang baik, KPU baik," kata Pastika. 
 
Ia berharap, pemimpin Bali ke depan mempunyai visi yang jelas. “Mampu memprediksi atau meramal, seorang futuristiklah. Karena perubahan makin hari makin cepat, makin keras dan makin ekstrem ke depan. Kita harus mempunyai pemimpin ibarat bintang, yakni bisa memberikan arah kepada masyarakat,” jelasnya.
 
Disinggung soal kampanye dalam Pilgub Bali nanti, Pastika meminta untuk membedakan antara negatif campaign dan black campaign. Menurutnya, kalau black campign itu fitnah, dan tidak boleh sama sekali. Black campaign tidak boleh ditolerir. Namun, menurut Pastika, kalau negatif campaign boleh-boleh saja, sebab masyarakat perlu tahu sisi baik dan sisi buruk pemimpin yang akan dipilih. “Misalnya apa kesalahan-kesalahannya. Rekam jejaknya harus diketahui masyarakat,” katanya.
 
Ia memberi contoh, ternyata tahu bahwa Clinton itu pernah nyopir saat mabuk dan ditangkap polisi. Menurutnya, hal semacam itu menjadi tugas negara untuk menyampaikannya. “Karena kalau tidak disampaikan itu nanti besok-besok masyarakat bisa marah. Kenapa mereka tidak dikasih tahu. Para kandidat pun harus rela diungkap hal-hal negatifnya, asal dilakukan secara jujur,” katanya.
 
Pastika juga menyinggung soal baliho para bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Menurut Gubernur, baliho itu bisa efektif, kontruktif, dan bisa destruktif. Baliho juga bisa bikin orang simpati, tetapi bisa juga membikin orang marah. “Jadi hati-hati. Bisa bikin orang jadi antipati. Belum tentu bikin simpati. Harus cerdas dan tidak berlebihan. Ini memerlukan kemampuan untuk memilih tema, alat. Tujuan pasang baliho kan biar dikenal dan menarik simpati. Tapi kalau ternyata menimbulkan antipati, misalnya ngotori kota yang baik dan rapi. Mungkin balihonya berisi tulisan-tulisan yang kurang baik. Orang kan persepsinya berbeda-beda. Jangan harap banyak baliho akan menyenangkan orang. Belum tentu. Tahu-tahu balihonya ngerepotin orang, misalnya menimpa anak kecil lalu mati kan gawat tuh. Atau gara-gara lihat baliho motornya nabrak. Kan jadi masalah,” paparnya.
 
Pastika mengajak masyarakat menikmati baliho-baliho yang saat ini bertebaran. “Marilah kita nikmati banyaknya baliho itu. Ada yang bikin kesel, ada yang bikin senang,” katanya.
 
Gubernur juga mengingatkan para penyelenggara Pemilu. “Jangan ada kecurangan, jangan memihak, jangan terima duit. Jangan mau ditekan. Sebab, risiko tinggi. Bukan tanpa risiko. Sekali tidak bisa dengan baik. Dengan cara tidak baik. Ini politik. Politik kadang kala tidak mengenal etika. Tidak ada baik dan buruk, tidak ada benar dan salah, tidak ada etika malu atau tidak malu,” tandasnya. (BB)
 


Berita Terkini