Perut tak Nyaman Setelah Sarapan? Kata Ahli Gizi, Ini Penyebabnya!
Kamis, 24 November 2016
Fotoilustrasi.
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Nasional. Banyak orang yang menghindari sarapan karena perut terasa tak nyaman setelah makan pagi. Tapi, apa penyebabnya? Ini kata ahli gizi!
Sarapan adalah asupan gizi pertama dalam satu hari dan fungsi fisiologis utamanya adalah untuk mengakhiri puasa di malam hari dengan menyediakan nutrisi yang tepat bagi tubuh.
Akan tetapi bagi sebagian orang merasa perut justru tak nyaman setelah sarapan. Kenapa ya?
"Jika perut terasa tak nyaman, ini bukan berarti ada gangguan pencernaan. Karena mereka yang tidak bisa sarapan pagi buktinya masih bisa makan siang," tutur Prof. Hardinsyah, MS. PhD dalam acara BelVita Breakfast 'Wholesome and Balanced Breakfast fot Productive On-the-Go Lifestyle' di Satoo Garden, Shangri-La pada Selasa (22/11/2016)..
Menurut Hardinsyah, telat bangun dan terburu-buru makan sebelum beraktifitas justru menjadi salah satu hal yang sering menyebabkan perut terasa tak nyaman.
"Tidur terlalu malam jam 12, pagi sudah bangun jadi belum fresh. Ini adalah pola hidup yang tidak sehat. Akan tetapi, pada beberapa orang berbeda. Ada yang tidur malam karena baru mendapatkan inspirasi mengerjakan tugasnya di malam hari, itu tidak masalah. Yang penting tidur cukup 7 hingga 9 jam," ujar pria lulusan University of Queensland ini.
Bangun lebih pagi dan sarapan sehat dapat mendidik orang untuk menjalankan pola hidup yang sehat serta seimbang.
Idealnya sarapan adalah sebelum jam 9 atau sebelum kita beraktifitas pagi. "2 jam setelah bangun tidur akan terjadi penurunan drastis kadar gula darah sehingga kalau tak sarapan bisa sebabkan perut keroncongan, pusing, sulit berkonsentrasi dan rakus saat makan siang danmlm jadi berefek pada kegemukan," jelas Hardinsyah. (BB/detik).
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025