20 Tahun Kedepan, Asia Pasifik Diprediksi Jadi Pemimpin Lalu Lintas Penerbangan Dunia
Rabu, 23 November 2016
Ilustrasi/Ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Badung. Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia menjadi tuan rumah Pelaksaan Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Asia Pacific Safety & Operations Working Group Meeting 2016 di Bali, 22-23 November 2016.
Sebanyak 60 peserta dari 14 negara hadir dalam pertemuan yang terdiri dari Australia, Singapura, Uni Eropa, Jepang, Thailand, Taiwan, Selandia Baru, Vietnam, Filipina, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Maladewa dan Papua Nugini.
"AirNav menjadi tuan rumah pertama kali dalam pelaksanaan acara CANSO regional Asia Pasifik. Penting bagi AirNav untuk terlibat dalam kerja sama regional seperti ini," ucap Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono
AirNav Indonesia, kata Bambang, merupakan perusahaan penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan yang baru berusia empat tahun, namun dengan tanggung jawab besar untuk mengelola ruang udara Indonesia.
Seluruh anggota CANSO, lanjut Bambang, melayani 85 persen ruang udara di dunia. Untuk itu, katanya, dalam pertemuan ini ada beberapa hal yang dibahas, di antaranya kolaborasi ADS-B, impelentasi AIDC, kolaborasi manajemen lalu lintas penerbangan dengan mereorologi hingga penerapan Air Traffic Flow Management (ATFM).
"Indonesia saling berbagi data dari ADS-B dengan negara tetangga. Terutama dengan FIR yang berdekatan, kolaborasi ADS-B penting dilakukan. Misalnya Australia menggunakan beberapa data ADS-B kita, dengan juga sebaliknya," ungkap Bambang.
Lebih jauh Bambang menerangkan bahwa sejumlah kawasan yang perlu melakukan ini adalah ruang udara di atas Laut China Selatan, Samudera Hindia dan Teluk Benggala. Selain itu, dalam pertemuan ini negara-negara yang hadir akan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pelayanan dan keselamatan navigasi penerbangan.
"Kerja sama antar-operator navigasi penerbangan dibutuhkan mengingat kawasan Asia Pasifik dalam 20 tahun mendatang diprediksi akan menjadi pemimpin pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia, di mana diperkirakan terjadi pertumbuhan sebesar 5,7 persen setiap tahun," terangnya.
"Jumlah penumpang dan lalu lintas penerbangan terus bertambah dan penerbangan merupakan salah satu kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Karenanya penting operator navigasi penerbangan untuk melakukan efisiensi, meningkatkan produktifitas serta tetap mempertahankan level pelayanan dan keselamatan," imbuh Bambang.
Bahkan, sejumlah inovasi dan program yang dilakukan suatu negara akan disampaikan dalam pertemuan ini. AirNav Indonesia sendiri akan menyampaikan program-program yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir untuk meningkatkan keselamatan navigasi penerbangan Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo menyatakan dalam kurun waktu yang masih muda, tugas AirNav Indonesia sudah sangat banyak. Untuk itu, peningkatan teknologi navigasi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini, kata Suprasetyo, untuk meyakinkan dunia bahwa Indonesia memberikan pelayanan baik dalam navigasi penerbangan, peralatan modern dan lainnya.
"Kita menjembatani kerja sama dengan negara lain, contoh dengan Amerika Serikat dan Eropa untuk peningkatan pelayanan teknologi dan efisiensi. Kami juga menyediakan peralatan berbasis online," pungkasnya. (BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025