Perjalanan Anak Hutan Kalimantan Jadi Raja Properti Australia
Sabtu, 19 November 2016
istimewa
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Denpasar. Pemenang penghargaan Australian Property Person of The Year 2015, Iwan Sunito akhirnya meluncurkan buku biografinya yang berjudul Without Borders. Buku Without Borders yang banyak ditungu-tunggu itu mengisahkan Iwan Sunito dalam perjalanannya sebagai anak hutan Kalimantan sebelum akhirnya kini menjadi raja properti di Australia.
Buku karya Teguh Sri Pambudi ini mengisahkan sebuah kemungkinan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya dan sekaligus membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang utama untuk bisa menembus batas.
Menurut Teguh, buku Without Borders lebih jauh menceritakan perjuangan hidup seorang anak manusia yang berawal dari keterpurukan yang kemudian menjelma menjadi salah satu sosok yang disegani di industry properti di Australia.
"Buku Without Border merupakan kisah bagaimana perjalanan hidup dari titik nol pengusaha properti Iwan Sunito hingga menembus sukses di Negeri Kangguru Australia sebelum akhirnya diluncurkan di Denpasar," ucapnya.
Dalam peluncurannya, Teguh juga menuturkan buku yang dimulai dari wawancara dengan banyak narasumber di sejumlah tempat mulai dari Jakarta, Surabaya, Pangkalan Bun, hingga Sidney, riset-riset sekunder, hingga penentuan judul serta gambar muka.
"Semuanya dilakukan secara mendetail melalui sesi diskusi yang intens dan berulang-ulang. Penulisan buku ini merupakan hasil perjalanan selama kurang lebih 3 tahun dari 2014 hingga 2016," tuturnya.
Lebih jauh Teguh menjelaskan adapun tujuan menulis buku biografi Iwan Sutanto, karena baginya Iwan adalah sosok yang menarik untuk memberi insipirasi dan semangat pada anak bangsa dan negeri ini.
"Didalam buku Without Borders ini saya menceritakan perjuangan hidup anak hutan Kalimantan, yang berawal dari keterpurukan yang kemudian menjelma menjadi salah satu sosok yang disegani di industri properti Negara Kangguru," jelasnya
Teguh yang juga penulis buku From Zero to Growth ini membutuh waktu lama untuk membuat biografi Iwan Sutanto. Ini karena awalnya Iwan tidak mau kisah hidupnya dibukukan, lantaran Iwan merasa belum pantas untuk dijadikan sosok seorang yang menginspirasi.
"Saya terus mendekatinya, dan mencari peluang untuk bisa mendapat izin dari Iwan, dan pada akhirnya ia memberikan izin dan saya mulai interview dan melakukan riset," terangnya
Buku Without Borders, kata Teguh, merupakan sebuah kompas baru bagi dirinya untuk memahami makna dari kehidupan itu sendiri. Buku yang disusunnya ini juga mendorong pemahaman bahwa kehidupan bukanlah sekedar kehidupan, namun bagian dari sesuatu yang lebih luas,
"Iwan Sunito adalah bukti bahwa paduan ketajaman intuitif, keluasan imajinasi dan kegigihan dalam roda kehidupan adalah sebuah formula yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan," ulasnya.
Sementara itu, Iwan Sunito dalam sambutannya mengatakan, semoga buku Without Border ini mampu menginspirasi masyarakat. Ia juga menyampaikan dengan membaca buku itu ia merasa kenangan dimasa lalunya hidup kembali.
"Banyak hal yang sudah terlupakan namun akhirnya hidup kembali dari tulisan salah satu sahabat saya, Teguh Sri Pambudi, bahkan saya menyebutnya sebagai kamus berjalan untuk hidup saya. Seperti mengalami sebuah flash back di layar lebar atas semua peristiwa yang perna terjadi dalam hidup saya," kata pemilik Crown Group Holdings ini.
Iwan juga mensyukuri pada akhirnya bisa mewujudkan salah satu mimpinya untuk bisa berbagi kisah hidup lewat buku Without Borders untuk bangsa dan tanah kelahirannya.
"Hal ini tidak akan mungkin terwujud tanpa kehadiran sosok Teguh Sri Pambudi yang terus-menerus menyakinkan saya untuk meluncurkan buku ini," akunya
Iwan menambahkan, Bali khususnya Denpasar merupakan lokasi historis dimana dia mendapatkan titik balik dalam kehidupannya dan itulah sebabnya mengapa dia memilih Bali sebagai lokasi peluncuran buku Without Border.
"Seperti mengalami sebuah flash back dilayar lebar atas semua peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan saya, dan itulah sebabnya saya memilih Bali sebagai lokasi peluncuran buku Without Borders," ujar Iwan.
Buku Without Borders terdiri dari 15 bab yang dibagi menjadi beberapa fase perjalanan hidup Iwan Sunito yang dimulai dari titik awal hingga detik ini. Buku yang diterbitkan Gramedia setebal 274 halaman ini juga sudah tersedia mulai bulan Desember 2016 di semua gerai buku terkemuka di Indonesia dan juga tersedia secara daring di Scoop dan Amazon. (BB).
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025