Relawan SGB Santuni Korban Tertimpa Pohon Kelapa
Senin, 07 November 2016
Baliberkarya.com
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Karangasem. Relawan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) menunjukkan kepedulian sosial. Mereka memberi santunan kepada korban tertimpa pohon kelapa di puncak Bukit Kangin, Banjar Lebu Anyar, Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Minggu (6/11/2016).
Sejumlah santunan yang diserahkan kepada korban berupa sembako dan dana tali kasih.
"Begini cara kami menunjukkan kepedulian. Ini memang sudah menjadi komitmen dan kebiasaan SGB yang selalu peka terhadap beberapa persoalan yang ada di masyarakat," ujar Koordinator Relawan SGB, Putu Ardana.
Pada kunjungan sosial tersebut, Relawan SGB yang menyusuri jalan setapak menuju lokasi bencana diterima oleh sang istri, Ni Wayan Sulatri, 25, beserta dua anaknya Ni Kadek Juliani, 8, dan I Komang Widia, 4. Sementara sang suami, I Wayan Sumerta Akasa, 35, sedang menunggui putra sulungnya, I Gede Open Widiasa, 10, yang tengah dirawat intensif di RSUP Sanglah lantaran kepalanya tersodok batang pohon kelapa hingga membuatnya pingsan dan wajahnya lebam.
Diketahui, pada Jumat (4/11) beberapa hari yang lalu, sekeluarga yang tinggal di puncak Bukit Kangin, Sidemen, Karangasem ini tengah bercengkrama di gubuk yang difungsikan sebagai dapur. Sang ibu, Ni Wayan Sulatri seperti biasa tengah memanaskan air menggunakan kayu bakar untuk persiapan santap malam.
Sementara sang ayah, I Wayan Sumerta Akasa duduk santai sambil menyaksikan ketiga anaknya yang sedang bermain. Cuaca saat itu sedang bersahabat karena tidak ada angin kencang atau tanda bakal turun hujan.
Justru sehari sebelumnya, Kamis (3/11) hujan lebat mengguyur bebukitan itu. Namun tiba-tiba pohon kelapa yang tumbuh di belakang rumahnya mendadak roboh ke barat menghantam gubuk yang difungsikan sebagai dapur tersebut.
Celakanya, batang pohon kelapa tersebut menghujam tubuh Open Widiasa. Sang ayah, Sumerta Akasa dengan wajah panik bergegas minta pertolongan kerabat yang lokasinya jauh dari gubuk tersebut. Kakak Sumerta Akasa, I Komang Sudiarta bersama kerabatnya I Komang Adnyana dan I Wayan Tetap mengevakuasi Open Widiasa dalam kondisi tak sadarkan diri. Sempat mendapat perawatan di RSUD Klungkung kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah karena kondisinya kritis.
Menurut pengakuan Ni Wayan Sulatri, keluarganya telah tinggal di gubuk tersebut sekitar 10 tahun memanfaatkan lahan garapan. Untuk biaya hidup, sang suami bekerja sebagai buruh tukang, sedangkan Sulatri sendiri hanya mengasuh anak sambil jualan canang.
"Suaminya tiang tanpa bekal di rumah sakit Sanglah. Tiang tidak tahu dari mana dapat makan," katanya dengan tatapan galau.
Untuk menghindari bencana susulan, Sulatri pilih memboyong anaknya mengungsi ke rumah ibu kandungnya, Ni Wayan Raos, 70. Atas musibah itu, SGB melalui relawan Semeton Sudikerta bergerak cepat memberikan santunan.
"Terima kasih kepada relawan Pak Sudikerta sudah berkunjung ke gubuk ini," ucap Sulatri didampingi kedua anaknya. (BB)