Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Kontribusi Faktor Genetik Jadi Pemimpin Hanya 30 %. Ini Teorinya!

Minggu, 30 Oktober 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Buleleng. Guru Besar Universitas Ganesha (Undiksha) Singaraja Prof Dr I Made Sutama, MPd.menegaskan, kontribusi faktor genetik seseorang untuk sukses menjadi seorang pemimpin hanya 30 persen dan 70 persen lainnya sangat tergantung dari hasil penempaan.
 
"Dengan demikian semua orang punya potensi menjadi pemimpin, yang perlu dipikirkan bagaimana menempanya," kata Prof Sutama ketika tampil sebagai pembicara pada Seminar Nasional Bhagawadgita I yang mengusung tema "Membangun Kepemimpinan Melalui ajaran Bhagawadgita" di Denpasar, Minggu (30/10/2016).
 
Ia mengatakan, dasar-dasar apa yang perlu diberikan sehingga kepemimpinan pada diri setiap orang dapat berkembang. Dalam kitab suci Hindu, khususnya Bhagawadgita ada ajaran yang diperlukan bagi kepentingan pengembangan kepemimpinan.
 
"Bila berangkat dari keyakinan bahwa kitab suci weda mengatur (memuat)semua hal itu tentu bisa berkeyakinan bahwa dalam Bhagawadgita pasti ada, namun menunjukkan hal itu memerlukan alur pikiran," ujar guru besar bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
 
Ia menjelaskan, tugas utama seorang pemipin membentang begitu panjang mulai dari merumuskan visi, misi organisasi, gambaran yang ideal di masa mendatang, sekaligus menjadi jembatan penting bagi penghubung masa sekarang dengan masa mendatang.
 
Seorang pemimpin setelah merumuskan visi misi menggerahkan seluruh sumber daya untuk menyusun program, sebuah angan-angan yang perlu diwujudkan. Untuk itu diperlukan program yang menjadi operasional misi menuju visi.
 
Prof Sutama mengingatkan, dalam mewujudkan program tersebut memerlukan keterlibatan semua komponen organisasi yang bergerak untuk bahu membahu melaksanakan program yang telah ditetapkan.
 
Seorang pemimpin sejati dalam melaksanakan programnya selalu melibatkan orang lain, mereka mau terlibat jika mempercayai pemimpinnya. Sebaliknya mereka tidak akan mempercayai pemimpin yang diketahui karakternya tidak dapat dipercaya.
 
Selain itu memiliki karisma untuk menarik orang lain agar menyukainya, yakni dapat menikmati kehidupan ini dengan penuh gairah, berpikir positif tentang semua orang dan memberikan harapan kepada orang lain, sekaligus suka berbagi pengetahuan.
 
Seorang pemimpin juga harus memiliki komitmen, kompetensi, keberanian, ketajaman, fokus, murah hati, inisiatif, mau mendengarkan, memiliki semangat yang tinggi, bersikap positif, mampu memecahkan masalah, disiplin dan tidak merasa terancam.
 
Selain itu mampu membangun hubungan dengan berbagai elemen, mau melayani kepentingan masyarakat dan mau belajar, ujar Prof Made Sutama.
 
Ketua Panitia Seminar Nasional Bhagawadgita I tersebut Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr melaporkan, seminar sehari tersebut melibatkan berbagai komponen masyarakat, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan tokoh masyarakat.
 
Seminar tersebut menampilkan empat pembicara, tiga pembicara lain terdiri atas Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Prof Dr Alef Theria Wasim, MA, Guru Besar Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Prof Dr I Made Surada, MA dan Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi. 
 
Seminar Nasional Bhagawadgita II diharapkan kembali dapat dilaksanakan dengan lebih sukses untuk menggali dan mengembangkan hal-hal yang positif untuk mendukung pembangunan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat, ujar Gede Ngurah Wididana yang juga bertindak sebagai moderator dalam seminar tersebut. (BB/ant)


Berita Terkini