Hasil Penelitian! Pengguna Internet Lansia Rentan Kejahatan Cyber
Kamis, 06 Oktober 2016
Shutterstock
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Nasional. Studi terbaru dari Kaspersky Lab dan B2B International menyuarakan keprihatinan mengenai keamanan beraktivitas internet bagi seseorang yang telah berusia lebih dari 55 tahun.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia ini dapat berperilaku tidak aman ketika online dan sering menjadi korban penipuan cyber.
"Laporan ini menunjukkan dengan jelas bahwa generasi ini mendukung kehidupan yang terkoneksi, beserta semua peluang yang datang bersamaan dengan hal tersebut. Di sisi lain, bagaimanapun juga, jelas bahwa kelompok usia ini tidak melindungi diri mereka sendiri dengan benar," kata Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab, dalam keterangan tertulisnya.
"Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka bahkan tidak percaya bahwa mereka adalah target kriminal di dunia maya, bahkan mereka menempatkan diri dalam keadaan bahaya berulang kali," lanjutnya.
Temuan ini dinilai mengkhawatirkan, karena penilitian terhadap 12.546 responden dari pengguna internet di seluruh dunia tersebut menunjukkan bahwa generasi yang lebih tua sebenarnya target bagi penjahat cyber.
Sebagai contoh, mereka menggunakan pengaturan privasi yang tinggi pada jejaring sosial namun tidak di browser bahkan lebih rendah dibanding kelompok usia lainnya (30% berbanding 38%).
Mereka juga tidak menggunakan fungsi keamanan dalam perangkat mereka (seperti 'Find My Device') atau VPN - 28% dan 10% apabila dibandingkan dengan 42% dan 16% dari pengguna di semua kelompok usia.
Ketika berbagi informasi, hanya 35% saja yang melakukan pengecekan kembali sebelum mengirim pesan dan hanya 16% menghindari berbagi informasi ketika sedang kelelahan (berbanding 44% dan 31% di antara responden termuda).
Generasi yang lebih tua ini menggunakan internet untuk berbagai aspek kehidupan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap penjahat cyber jika mereka terus beraktivitas online tanpa mengambil tindakan pencegahan.
Mereka menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahkan 94% dari kelompok usia ini menggunakan email secara teratur.
Mereka juga mengakses internet untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kelompok usia ini lebih mungkin daripada yang lain untuk melakukan transaksi keuangan melalui internet, dengan 90% berbelanja dan beraktivitas perbankan secara online (dibandingkan dengan rata-rata 84% pengguna di semua kelompok usia).
Meskipun hasil penelitian ini telah dilaporkan, nyatanya hanya setengah dari kelompok usia ini (49%) yang merasa khawatir tentang kerentanan mereka ketika membeli produk secara online dan sebagian besar (86%) tidak percaya mereka adalah target bagi penjahat cyber.
Yang cukup mengkhawatirkan, empat dari sepuluh (40%) menempatkan diri mereka pada posisi yang berisiko dengan berbagi rincian keuangan dalam domain publik (dibandingkan dengan 15% di semua kelompok usia).
Kurangnya kecerdasan dalam berperilaku online membuat kelompok usia ini kurang siap terhadap bahaya di dunia maya. Akibatnya, generasi ini menjadi korban penjahat cyber.
Menurut laporan tersebut, 20% dari pengguna internet secara keseluruhan memiliki kerabat yang lebih tua yang berhadapan dengan software berbahaya, dan 14% memiliki kerabat di kelompok usia yang sama telah tertipu dengan hadiah palsu yang menarik lewat online.
Selain itu, 13% memiliki kerabat yang telah berbagi terlalu banyak informasi pribadi secara online dan 1% memiliki kerabat yang telah menjadi korban penipuan online, melihat konten yang tidak pantas, atau berkomunikasi dengan orang asing yang berbahaya secara online. (BB/inilah)
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025