Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Habiskan Rp50 Triliun, Bandara Buleleng Bakal Dibangun 2017

Rabu, 28 September 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Jika semua persyaratan hingga Amdal rampung sesuai jadwal maka direncanakan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara mulai dilakukan awal tahun 2017. 
 
Kesiapan pembangunan bandara di atas laut itu disampaikan Made Mangku mewakili PT Bibu Bandara Internasional Bali Utara usai bertemu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika belum lama ini. 
 
Mangku telah mempresentasikan rencana pembangunan bandara feasibility study (FS), dari sisi teknis hingga dukungan dana triliunan rupiah dari pihak investor asal Kanada. Mangku mengaku pihaknya telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai izin trafik hingga penentuan lokasi (Penlok) yang menelan lahan seluas 150 hektar itu. 
 
 
"Sesuai perencanaan, pembangunan power plan luasnya mencapai 150 hektar," ucap Mangku dalam keterangan resminya, Rabu (28/9/2016). 
 
Secara garis besar, kata Mangku, ada beberapa tahapan perencanaan pembangunan bandara tersebut dimulai power plan, aero city yang menghabiskan lahan hingga 600 hektar. Rencananya, di lokasi Aero City akan ada sekolah, bandara, rumah sakit dan mall dan segala hal berkaitan dengan rekreasi. 
 
"Tahap Kedua, pembangunan run way yang terpisah antara run way keberangkatan dan kedatangan, juga dibangun terminal domestik dan internasional. Ada dua run way. Kalo satu run way tak cukup kebutuhan bali ke depan. Satu run way kedatangan dan keberangkatan," ungkap Mangku. 
 
 
Dalam perencanaan, sambung Mangku, akan ada terminal tersendiri untuk kargo. Jadi, ada semacam blog khusus untuk terminal kargo.Tahap keempat, pembangunan dermaga marina yang berdampingan dengan airport.
 
Mangku yang juga pegiat lingkungan itu menegaskan jika belum kelarnya persyaratan sesuai aturan yang harus diikuti membuat rencana pembangunan bandara tersebut terkesan lama. 
 
"Ya kami, harus ikuti proses termasuk dalam penentuan lokasi, tidak segampang itu Kemenhub memberikan izin karena ini pembangunan dalam skala cukup besar," tegas Mangku. 
 
Pasalnya, kata Mangku, trafik penerbangan di laut utara Pulau Jawa terbilang padat dan krodit. 
 
"Minggu lalu kami sudah mendapatkan koridor 11 dan 14, artinya jika ada penerbangan dari barat kita dapatkan izin terbang dari selatan Jawa kemudian setelah di tengah jalan rute yakni di daerah Pasuruan baru bisa bergerak ke arah Buleleng (Bali Utara)," terangnya. 
 
Dalam perkembangannya, langjut Mangku, pihak PT Bibu diminta mengajukan izin baru ke Pemerintah Provinsi Bali untuk memastikan bahwa pembangunan bandara itu tidak akan memakai atau menggunakan jalan darat. 
 
 
"Kami sudah ajukan izin ke Pemprov Bali, mudah-mudahan dengan komitmen pembanguan ini untuk kepentingan Bali ke depan, izin bisa secepatnya turun sehingga tahapan perencanaan selanjutnya bisa dilanjutkan," harapnya. 
 
Mangku juga memastikan, karena seluruh pembangunan bandara akan lebih banyak di laut sehingga akan dilakukan reklamasi di mana pengerjaanya oleh group PT Bibu. Ia juga menegaskan jika reklamasi nantinya tidak akan membebaskan tanah masyarakat.
 
Pihaknya, ujar Mangku, sudah mengajukan tujuh titik berlokasi di Buleleng Timur lebih tepatnya di Kecamatam Kubutambahan. Setelah di Kemenhub, akhirnya dari tujuh lokasi yang diajukan itu diperkecil lagi menjadi tiga titik. 
 
Dan sebagai bukti keseriusan pembangunan bandara itu, Mangku mengutip penjelasan dari investor asal Kanada disebut-sebut pembangunan bandara itu menelan dana hingga Rp50 Triliun lebih. 
 
 
"100 persen investor siap dan investasi seleruhnya RP50 Triliun untuk infrastruktur dan lainnya. Pembangunan bandara Buleleng diperkirakan membutuhkan waktu pengerjaan maksimal 15 tahun," tandasnya.(BB).


Berita Terkini