Gubernur Pastika Harapkan Stem Cell Jadi Alternatif Metode Terapi di RS Bali Mandara
Minggu, 11 September 2016
Baliberkarya.com/ist
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Ilmu pengetehuan di bidang kesehatan dewasa ini semakin berkembang dan maju dan menghasilkan sejumlah teknologi dan penemuan baru yang memungkinkan membantu manusia dalam melindungi kesehatannya. Salah satunya adalah terapi melalui pengolahan sel punca yang dikenal dengan istilah teknologi stem cell, yakni pengobatan melalui proses pengambilan dan pengembangbiakan sel-sel bagian tubuh yang sehat seperti sumsum tulang belakang maupun , plasenta dan sel binatang menjadi sel sel baru lagi.
Terapi yang ini pada saat sekarang jadi alternatif pengobatan penyakit kronis seperti jantung, kanker dan diabetes, bahkan bagi kecantikan. Berdasarkan penelitian selama ini, stem cells aman bagi tubuh, lebih dari itu efek samping stem cells justru bisa berbuah manis untuk masalah penuaan atau memberikan efek antiaging.
Teknologi terapi ini diharapkan nantinya dapat pula disediakan di RS Bali Mandara yang saat ini sedang dibangun. Demikian harapan yang disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menanggapi beberapa peserta yang berorasi tentang terapi stem cell di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (11/9/2016).
"Saya kira stem cell ini trend baru dalam dunia pengobatan yang sangat bagus walaupun belum diakui secara resmi, dan apabila sudah diakui kemungkinan bisa mengancam pabrik obat, itu yang menjadi masalah. Karena obat-obatan yang saat ini sekitar 30 ribu, jika stem cell diakui maka akan hanya ada sekitar 40 macam obat saja, dan tentu saja banyak pabrik obat yang akan tutup, itu yang saya dengar yang masih menjadi perdebatan. Jika ini bisa bermanfaat bagi kesehatan, tentu sangat luar biasa," cetus Pastika.
Lebih jauh, Gubernur Pastika juga menjelaskan sel yang baik untuk dimanfaatkan dalam terapi ini adalah yang berasal dari ari-ari atau plasenta, dan ini menurutnya jika dilihat dari keyakinan di Bali memiliki korelasi dengan konsep kepercayaan Kanda Pat dimana setiap manusia yang lahir dipercaya dijaga oleh 4 saudaranya yang terdapat dalam ari-ari.
"Kepercayaan di Bali yang masih di Bali yang masih dipelajari dan diterapkan sampai saat ini yakni kepercayaan Kanda Pat yang melindungi kita yang berada dalam ari-ari, ternyata ini bukan kepercayaan spiritual semata, ternyata ada penjelasan ilmiahnya juga dalam terapi tersebut, dan mungkin ada daya magis juga," ujar Pastika seraya berharap ini bisa didiskusikan lebih lanjut oleh para ahli kesehatan di Bali.
Gubernur Pastika pun menanggapi tentang keberadaan pertanian di Bali, yang diharapkan para generasi muda bisa kembali menggeluti pertanian yang juga menjadi sektor penentu pariwisata di Bali.
"Seringkali kita lihat orang yang berpikir paradok tentang pariwisata di Bali, yang berbicara menjaga budaya Bali yang merupakan daerah agraris, namun saat diminta melaksanakan langsung pertanian mereka tidak mau. Yang bicara, yang punya teori, profesor, doktor, dan ahli-ahli pertanian di Bali banyak, tapi yang mau praktek langsung sangat sedikit," jelas Pastika sembari merinci pertanian yang perlu dikembangkan kedepan yakni pertanian yang bisa memberikan penghidupan bagi pelakunya dengan didukung teknologi dan kemajuan lainnya serta berpikir agraris.
"Seharusnya para petani berpikir menanam yang laku dipasar dan sesuai permintaan pasar, karena seringkali kita memaksakan untuk menanam yang kurang diminati pasar sehingga hasilnya pun kurang," imbuh Pastika.
Tak hanya itu, Gubernur Pastika pun menanggapi informasi tentang penghasilan profesi perawat swasta yang dibawah standar Upah Minimum Regional (UMR), seraya berjanji akan segera ditindaklanjut.
Hal ini menurut Pastika merupakan permasalahan serius, melihat begitu besarnya peran pekerja kesehatan seperti dokter, perawat dan bidan, yang sewajarnya menurut Pastika mendapatkan penghasilan yang setara. Dan manalagi ketika melihat begitu besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat para penyandang profesi tersebut menempuh pendidikannya.
Orasi lain datang dar Prof. Sukardika yang mengingatkan dalam menjaga kesehatan diperlukan adanya kesatuan pikiran, organ tubuh, dan fisik yang tentunya pikiran sangat mendominasi dalam mempengaruhi fisik sehingga perlu dijauhkan dari pikiran-pikiran negatif dan mengedepankan berpikir positif dalam menghadapi berbagai permasalahan.
Masih seputar kesehatan Wayan Indra Praekanata yang berprofesi sebagai perawat menceritakan pengalaman anaknya yang menderita celebral palsy semenjak lahir dan mengalami kelumpuhan total, bisa bertahan menjaga kekebalan tubuh anaknya dengan terapi stem cell organ babi sampai saat ini, meski dokter memvonisnya kemungkinan sembuh sangat kecil. Terkait profesi perawat saat ini yang digaji sangat rendah utamanya perawat swasta, Ia pun berharap ada standarisasi penghasilan perawat oleh pemerintah yang patut diikuti dan diterapkan oleh RS yang mempekerjakan.
I Wayan Setiawan, asal Mengwi yang berprofesi sebai petani ini, berunjuk orasi dengan tak bosan bosanya menghimbau masyarakat Bali untuk mengingat jati diri sebagai petani untuk tetap mencintai pertanian, sehingga tidak ikut-ikutan berebut pekerjaan dan berurbanisasi ke kota yang akhirnya ikut menjadi biang kemacetan di kota.
Menurutnya, pertanian pun akan menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan apabila dikelola dengan baik, diolah dan dipercantik sedemikian rupa mengikuti perkembangan jaman sehingga pelakunya merasa menarik.
Dari jajaran SKPD Pemerintah Provinsi Bali menghadirkan Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Bali, Widiantara yang menjelaskan fungsi dan keberadaan SKPDnya secara umum, dan program-program dalam melaksanakan strategi penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sehingga diharapkan masyarakat memahami alur penanganannya.
Selanjutnya, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Nyoman Sudiyasa menjelaskan cara penyebaran virus zika, tanda-tanda terjangkit, serta usaha-usaha yang sudah dilaksanakan dengan melakukan penyisiran di 2 Kabupaten yang warganya terjangkit yakni Gianyar dan Badung.
Menurutnya, sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah maupun obat bagi yang terjangkit virus ini, untuk itu Ia menganjurkan cara pencegahan penyebaran virus dengan selalu melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) sehingga penyebaran bisa diminimalisir.
PB3AS kali ini juga diwarnai dengan penyampaian aspirasi terhadap penolakan Reklamasi Teluk Benoa oleh 2 orang warga, yakni Putra Layar Priyatna asal Renon dan Pak Edy seorang pelaku wisata. Menurut Pak Edy, PB3AS bisa menjadi ajang untuk menyampaikan aspirasi apa pun bentuknya dengan tetap menjaga sopan santun, dibandingkan melakukan demonstrasi apa lagi yang anarkis yang akhirnya bisa merugikan Bali.
Sebagai penutup orasi kali ini, Made Wartana warga Jl. Diponegoro Denpasar, menyampaikan 5 hal sekaligus yang menjadi harapannya yakni pembangunan stadion sepakbola di daerah Cengiling, pembangunan kasino yang diperuntukan khusus bagi wisatawan mancanegara dengan pemakaian kartu khusus sehingga mendatangkan pendapatan bagi daerah, pemeliharaan yang baik bagi kera-kera yang hidup liar di lingkungan Pura Uluwatu sehingga tidak mengganggu pemedek, penataan jalan Gajah Mada Barat, serta harapan Bali bisa diajukan untuk mendapatkan Otonomi Khusus. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Arah Kade! Kebijakan Aneh, Kantin Sekolah Jadi Mesin Uang Pemkab
11 Januari 2025
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025