Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Salahgunakan Kekuasaan! Foto Bersejarah Kok Disensor Facebook

Sabtu, 10 September 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Associated Press

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Internasional. Facebook menghadapi tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dengan berulangkali menghapus salah satu foto paling terkenal dari Perang Vietnam, yakni foto yang menggambarkan seorang anak perempuan yang lari dari serangan bom Napalm.

 

Surat kabar Norwegia, Aftenposten, mengatakan bahwa Facebook telah membatasi kebebasan informasi karena ketidakmampuan mereka membedakan antara pornografi anak dengan foto bersejarah.

 

Surat kabar tersebut telah menggunakan gambar terkenal itu untuk melaporkan keputusan Facebook menghentikan akun seorang penulis Norwegia beberapa pekan lalu karena menggunakan foto tersebut.

 

Sejak itu, banyak warga Norwegia yang protes kepada Facebook dengan memajang foto itu di laman mereka dan Facebook terus menghapusnya.

 

Puncaknya adalah ketika Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, ikut serta dalam protes dengan memasang foto itu di akun Facebook miliknya pada Jumat (9/9/2016), dan lagi-lagi pihak Facebook menghapusnya.

 

"Dengan menghapus gambar seperti itu, apapun niat baik mereka, itu adalah upaya untuk melakukan penyuntingan terhadap sejarah kita bersama," kata Solberg kepada kantor berita Norwegia, NTB.

 

Dalam pernyataan dari kantor Facebook di Eropa, raksasa jejaring sosial tersebut menjawab bahwa 'sulit untuk membedakan antara satu foto seorang gadis kecil telanjang dengan foto lainnya'.

 

Mengutip BBC, gadis kecil dalam foto bersejarah itu adalah Kim Phuc, yang telanjang dan berlari ketika bom Napalm melelehkan lapisan kulitnya.

 

Surat kabar Aftenposten kemudian menerbitkan surat terbuka kepada pendiri Facebook, Mark Zuckenberg, di situs online mereka, dimana pemimpin redaksi Espen Egil Hansen menuding Facebook 'menyalahgunakan kekuasaan'.(BB/inilah).


Berita Terkini