Hati-hati! Daging Babi Jadi Perantara Cacing Pita Masuk ke Tubuh Manusia
Senin, 05 September 2016
istimewa
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Umat Hindu, khususnya di Bali merayakan Hari Suci Galungan pada Rabu (7/9/2016). Sehari sebelumnya, Selasa (6/9/2016), dilakukan pemotongan babi untuk bahan perlengkapan upacara dan konsumsi.
Umat Hindu maupun masyarakat yang suka mengkonsumsi daging babi diimbau lebih higienis mengolah daging babi yang dikonsumsi. Pasalnya, jika kurang hati-hati, daging itu bisa menjadi perantara masuknya cacing pita ke tubuh kita.
Menurut Guru Besar Fakultas kedokteran Hewan Unud, Prof.I Made Damriyasa, dalam sebuah penelitiannya, penyakit cacing pita daging babi (taeniosis) dan larva cacing pita daging babi (sistiserkosis) yang dalam Bahasa Bali dikenal dengan “beberasan” adalah penyakit berbahaya. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya dari manusia ke hewan. Manusia akan terinfeksi cacing pita bila mengonsumsi daging babi yang mengandung beberasan; dan babi akan terinfeksi beberasan kalau memakan feses manusia yang mengandung telur cacing pita .
Hingga saat ini penyakit cacing pita daging babi dan beberasan telah banyak dilaporkan di beberapa provinsi di Indonesia, terutama di Provinsi Bali, Papua, dan Sumatera Utara.
Guiyang Evening News, baru-baru ini memberitakan, di China ada seorang pemuda yang mengalami penyakit dan dibawa ke rumah sakit. Salah satu gejala yang dialami adalah sering pusing, badan lesu, serta pandangan turun. Kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan hasil CT scan mendapati hasil mengejutkan yakni Dokter mendapat setidaknya terdapat 19 parasit pada otaknya, ini merupakan cacing pita tipe Taenia solium.
Dilansir dari Merdeka, salah satu hobi dari pria ini adalah memakan daging babi. Dan salah satu kebiasaan dia adalah memakan darah babi segar yang kemudian mengolahnya menjadi sop Tian Xue.
Cacing pita melalui telurnya ini diketahui bisa menginfeksi tubuh pria malang tersebut melalui aliran darah. Telur cacing pita tersebut lalu bersarang pada otak dan kemudian menetas di sana. Sel saraf penderita lalu mengalami kerusakan dan mengakibatkan hilangnya penglihatan.
Sementara itu, seorang wanita di Inggris harus menjalani operasi darurat karena otaknya dipenuhi oleh cacing pita. Cacing pita tersebut diketahui menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Suki-Jane Taylor, 42 tahun, diketahui menderita neurosysticercosis, penyakit yang disebabkan serangan cacing pita pada sistem saraf. Diketahui bahwa Taylor terinfeksi cacing pita pada daging babi pada tahun 2009.
Akibat serangan cacing pita pada otakny, saat ini Taylor mengalami beberapa penyakit seperi epilespi, gangguan penglihatan, dan gangguan keseimbangan.
Kerusakan pada sistem saraf mulai terjadi setelah Taylor secara tak sengaja menelan telur cacing pita dan larva dari daging babi. Otak dan larva ini kemudian dibawa ke otak. Di sana mereka membentuk kista. Ketika cacing pita akan mati, mereka menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah dan jaringan di otak.
Taylor segera dilarikan ke rumah sakit dan menjalani operasi untuk menghilangkan kista yang ada dalam otaknya. "Mereka langsung mengeluarkannya dari otakku. Kista itu terbentuk tepat di atas tulang belakang, di bagian belakang otakku," jelas Taylor, seperti dilansir oleh Nine MSN (21/09).
Saat ini Taylor tak bisa lagi mengenali rasa dan bau, serta sering mengalami depresi serta epilepsi akibat penyakit ini.
Kisah Taylor di atas membuat kita waspada mengenai pentingnya memilih dan menjaga kebersihan makanan yang kita konsumsi.
Telur cacing pita bisa menyebar melalui makanan, air, atau permukaan tanah yang telah terkontaminasi oleh kotoran babi. Namun, penyakit yang dialami Taylor hanya bisa terjadi ketika Anda secara tak sengaja menelan telur dan larva cacing pita.
Gejala yang muncul ketika seseorang terkena penyakit saraf akibat serangan cacing pita dalah kejang, sakit kepala, kebingungan, tidak memperhatikan orang sekitarnya, serta munculnya cairan dalam otak. Gejala ini bisa terlihat beberapa bulan setelah infeksi terjadi. (BB)
Berita Terkini
Berita Terkini
Pemkot Denpasar Imbau Warga Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi
10 Januari 2025
Audiensi Bersama Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
10 Januari 2025
Bappebti Serahkan Pengawasan Aset Kripto ke OJK dan BI
10 Januari 2025