Kasihan, Bayi Keluarga Miskin 3 Kali Gagal Operasi Butuh Pertolongan Donatur
Kamis, 04 Agustus 2016
baliberkarya
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com - Denpasar. Salah satu keluarga pasien kurang mampu di RSUP Sanglah Denpasar bernama Fatimah Seo Usfinik (21) tampak murung dan tertunduk menangis sambil menggendong bayinya berumur 2 bulan bernama Fibriana Hake yang dalam kondisi masih sakit.
Bagaimana Fatimah tidak sedih, buah hatinya selama ini menderita gangguan penyerapan di usus (hirsprung) yang belum kunjung sembuh, kendati sudah tiga kali menjalani operasi di RSUP Sanglah Denpasar.
Selain memikirkan bayi pertamanya itu, Fatimah juga sangat memikirkan biaya tunggakan pengobatan dan operasi yang ketiga dan mencapai 103 juta di RSUP Sanglah Denpasar.
"Kata dokter anak saya menderita gangguan penyerapan di usus, padahal sudah tiga kali operasi. Tapi masih akan dilakukan operasi lagi. Saya baru bayar DP 4 juta, total semua kata perawatnya sebesar 103 juta. Dapat duit dari mana saya sebanyak itu," ucap Fatimah sedih saat ditemui awak media di Ruang Intermediate Cempaka RSUP Sanglah Denpasar, Kamis (4/8/2016).
Fatimah menuturkan, awalnya bayinya dirasakan aneh ketika ia melahirkan di RS Unud Jimbaran pada 7 Juni 2016 lalu. Saat itu Fatimah dan suaminya Yohanes Lema Laba (24) sudah membayar biaya rumah sakit sebesar Rp4,8 Juta.
Kala itu, mereka heran dengan bayinya yang belum bisa buang air besar dan perutnya kembung. Namun, pihak rumah sakit ngotot menyuruh Fatimah bersama pulang bersama bayinya dengan keadaan perutnya semakin membesar.
"Waktu lahir normal. Saya sudah dibolehkan pulang tapi saya heran perut bayi saya kembung tidak bisa buang air besar. Saya sudah bilang petugas rumah sakit nya, namun mereka hanya menyuruh kita pulang," tuturnya sambil menangis.
Setibanya di kos di Jalan Tukad Pungut No 2 Unud Jimbaran, Badung setelah dari rumah sakit, Fatimah semakin curiga dan melihat perut bayinya semakin membesar. Melihat kondisi itu, Fatimah bersama suaminya akhirnya memutuskan untuk membawanya ke RSUP Sanglah pada hari itu juga.
"Saya langsung saja bawa kesini (RSUP Sanglah). Disini dapat pengobatan selama seminggu. Saya sempat ajak pulang paksa anak saya karena tidak punya uang," ungkapnya dengan berlinang air mata.
Fatimah terpaksa kala itu membawa pulang bayinya karena takut tak mampu membayar biaya rumah sakit yang begitu besar. Apalagi, suaminya hanya seorang karyawan kecil bagian house keeping di Hotel Ramada Jimbaran.
Namun, lantaran perut bayinya bertambah besar lagi, Fatimah dan suaminya kembali panik dan membawa anaknya tersebut ke IGD RSUP Sanglah hingga dilakukan operasi usus pada bayinya. Dalam operasi itu, bayinya dipasangi kolostomi pada bagian perut agar bisa membuang kotoran pada perutnya.
Sayangnya, setelah operasi ketiga, kondisi bayi Fatimah tidak mengalami perubahan karena infeksi yang menyerang usus bayi. Untuk itu, pihak dokter rumah sakit menyarankan perlu operasi lanjutan lagi untuk memotong usus yang sudah mati dan memindahkan lubang kolostomi ke usus lainnya agar mempermudah melakukan operasi.
"Dokter katakan itu operasi gagal karena ada infeksi di usus anak saya, sekarang harus dilakukan operasi lagi tapi tidak tau kapan belum dibilang sama dokter. Saya bingung biaya harus tambah lagi sekarang," jelasnya.
Akhirnya, Fatimah memberanikan diri dengan meminta bantuan ke pihak Humas RSUP Sanglah untuk meminta bantuan biaya dari para donatur karena sudah tidak sanggup membiayai anaknya yang sudah 1 bulan 10 hari dirawat di rumah sakit.
Menurut Fatimah yang sudah 3 tahun berada di Bali ini mengaku pembiayaan yang selama ini ia gunakan dengan pengobatan umum walaupun suaminya mempunyai BPJS Ketenagakerjaan, namun ia mengaku belum bisa mengunakan itu karena belum memiliki kartu keluarga semenjak ia menikah.
Mirisnya, pihak keluarganya di Kupang, NTT pun tidak bisa membantu dalam pengobatan bayinya tergolong cukup besar tersebut.(BB).