Manfaatkan Internet di Ponsel Anda Sebagai Peluang Bisnis. Begini Caranya!
Minggu, 31 Juli 2016
Baliberkarya/ist
Baliberkarya.com - Nasional. Hampir 50% orang Indonesia memiliki telepon seluler dengan fitur internet memunculkan peluang bisnis. Kondisi ini akan memudahkan transaksi binsis dengan cepat dan hemat.
Menurut ekonom Universitas Indonesia, Berly Martawardaya, fenomena ini sering disebut teknologi disruptif. Internet dalam ponsel tersebut mendorong terciptanya peluang bisnis yang lebih besar melalui konektivitas dan networking bagi banyak pelaku ekonomi.
"Hal ini, terutama bagi 58 juta UKM yang berkontribusi sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia," terang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dari Universitas Indonesia ini di Jakarta.
Berly menjelaskan Teknologi Disruptif di bisnis dapat dipahami sebagai inovasi yang menciptakan pasar baru dan nilai yang baru, seperti bisnis secara online.
Teknologi disruptif yang menghasilkan peluang bisnis baru ini kebanyakan lahir dari buah pikiran anak-anak muda jenius. Di masa lalu, ide bisnis mereka baru hanya akan berkembang setelah mendapatkan pinjaman bank.
"Itu pun setelah mereka dapat menunjukkan laporan keuangan selama dua tahun. Sekarang, mereka dapat menjual idenya ke angel investor yang mau menunggu dua sampai tiga tahun sampai ide bisnis anak muda berbasis teknologi tersebut laku di pasar," terang Berly, yang juga ekonom INDEF (Institute for Development, Economy and Finance).
Berly menekankan bahwa teknologi disruptif berperan penting di dalam pengembangan UKM, yang menyerap sekitar 90% tenaga kerja Indonesia, termasuk di bidang pertanian.
Laporan Deloitte yang berjudul SMEs Powering Indonesias Success menggarisbawahi 73% atau hampir 2/3 UKM Indonesia memiliki kapasitas digital yang sangat terbatas, sehingga tidak bisa memaksimalkan tren digitalisasi ekonomi yang sekarang sedang terjadi.
Deloitte mengestimasikan UKM di Indonesia yang terdigitalisasi dapat meningkatkan pendapatannya hingga 80% dan membuat mereka 17 kali lebih inovatif. Dan pada akhirnya, mampu ikut mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 2% per tahun.
Sementara itu, Staf Khusus Wakil Presiden untuk Ekonomi dan Keuangan, Wijayanto Samirin, mengatakan UKM yang menyumbang hampir 60% dari pendapatan domestik bruto Indonesia mampu mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi.
UKM bisa mendorong `decentralized growth, dalam arti mengarahkan pertumbuhan ekonomi yang tadinya didominasi perusahaan multinasional yang besar, ke pemberdayaan bisnis kecil, sehingga memastikan lebih banyak orang berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi," ujar Wijayanto.
Wijayanto mengatakan untuk menggapai cita-cita tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk menstimulasi pertumbuhan, salah satunya adalah mempermudah izin pendaftaran UKM.
Kebijakan lainnya ialah revisi Daftar Investasi Negatif, yang membuka 19 sub-sektor usaha yang dialokasikan untuk UKM dan koperasi. Selain itu, 62 sektor usaha lainnya dapat dimasuki investor asing hanya jika mereka berkoalisi dengan UKM.
Namun, Wijayanto tetap mengingatkan bahwa terdapat faktor-faktor penting dalam kemajuan UKM yang tidak berkaitan langsung dengan kebijakan.
Semangat kewirausahaan dan determinasi untuk sukses harus terinternalisasi di DNA para pelaku UKM. Liberalisasi pasar tidak cukup untuk mengekspansi pasar, harus ada dorongan kuat dari para pelaku UKM sendiri," katanya.(BB/inilah)