Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Menko Luhut Sebut Menteri Susi Bak Artis Angelina Jolie. Ini Alasannya!

Sabtu, 30 Juli 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

google_images

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan membawahi 4 menteri yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri ESDM Arcandra Tahar, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi. Namun rupanya, Menko Luhut punya pengalaman menarik dengan salah satu menterinya.
 
Peraih Adi Makayasa Akabri 1970 ini bercerita tentang Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Di mata pria berbintang Libra ini, Susi adalah salah satu primadona di kabinet.
 
Dia mengaku sepakat dengan mantan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli yang menyebut Menteri Susi bak Angelina Jolie, artis papan atas asal Amerika Serikat. 
 
"Ibu Susi beliau primadona. Siapa tidak tahu Ibu Susi? Si Angelina Jolie," gurau Luhut.
 
Hanya saja, Luhut punya pengalaman yang sangat membekas mengenai Menteri Susi. Ini bukan lantaran Menteri Susi hobi merokok atau perkara tato di kakinya. Melainkan urusan pencurian ikan alias ilegall fishing.
 
Dalam pertemuan pertama di rapat kabinet, kata Luhut, Menteri Susi mengajaknya berdiskusi soal illegal fishing. Ketika pembicaraan begitu asyiknya, Menteri Susi sempat menyebut Menko Luhut adalah salah satu yang terlibat dalam aksi illegal fishing.
 
"Pertama kali ketemu, beliau langsung cerita soal illegal fishing. Dan, dia bilang mungkin bapak juga membekingi itu. Saya bilang: What the hell of this. I'm rich," papar Luhut sambil sedikit tersenyum.
 
Luhut melanjutkan, jika ada perbedaan pandangan baik itu di internal maupun eksternal, bukan lantas disebut sebagai perseteruan ataupun permusuhan. Misalnya, masalah cost recovery yang dinilau inefisiensi, harus bisa diurai. 
 
"Saya tidak ingin terlalu banyak kemunafikan. Kita negara yang sangat tidak efisien. Kita ingin bekerja efisien," pungkas Menko Luhut.(BB/inilah)


Berita Terkini