Tabuh dan Tari Kuno Bangkit di PKB 2016
Kamis, 23 Juni 2016
Baliberkarya/ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Kamis (23/6/2016) pagi Pesta kesenian Bali dimeriahkan oleh pagelaran kesenian hasil rekonstruksi yaitu tabuh-tabuh tradisional kuno yang diciptakan oleh para maestro tabuh di Bali pada jaman dulu. Tabuh tabuh ini kemudian mendapat sentuhan-sentuhan kreatif atau pepayasan dari para seniman-seniman muda akan tetapi tidak menghilangkan originalitas dari tabuh itu sendiri, sehingga menjadikan tabuh tersebut menjadi terdengarlebih lebih dinamis.
Adalah Sanggar Ling Kawi Desa Patemon Kecamatan Seririt yangmemiliki kesempatan menampilkan beberapa tabuh, yang didukung oleh Sanggar Seni Shanti dengan tarian yang memukau penonton di Kalangan Angsoka, Kamis (23/6/2016).
Tabuh-tabuh dan tarian yang ditampilkan antara lain Tabuh Lalonggoran. Tabuh lalonggoran adalah tabuh yang biasa dipakai dalam sebuah upacara yadnya oleh masyarakat Buleleng. Tabuh ini ada hamper di setiap desa di Buleleng akan tetapi memiliki ciri khas yang sedikit berbeda dri desa satu dengan yang lainnya. Tabuh ini terekontruksi di Desa Banyuning dari seorang seniman Kerawitan Guru Suara Pik (alm).
Berikutnya adalah Tari Truna Jaya. Tarian ini adalah sebuah tari legendaris dari Buleleng yang pertama kali diperkenalkan lewat tari Kebyar legong yang diciptakan oleh I Wayan Peraupan. Tari Truna Jaya yang ditampilkan kali ini adalah hasil rekontruksi dari seniman besar Buleleng yaitu perpaduan tari Ibu Luh Menek dari Tejakula denganiringan kerawiran dari bapak Made kencana dari jagaraga.
Selanjutnya Tari Legong Pangeleb. Tari Legong Pangeleb adalah tarian yang menggambarkan suasana kaum perempuan pada saat itu yang penuh kegembiraan yang diluapkan dengan ekspresi bahagia, suka cita dan keagresifan karena terlepas dari belenggu oleh aturan tradisi. Tari ini diciptakan oleh Bapak Cening Winten dari Desa Menyali Sawan Buleleng tahu 1950-an. penuh sesak.
Juga tampil Tari Legong Tombol. Tari Legong Tombol adalah tari Legong kekebyaran yang tumbuh di Desa Banyuatis pada tahun 1959 yang sebelumnya begitu terkenal di lingkungan kerajaan Karangasem pada tahun 1950-an. Tari LEGONG Tombol direkontruksi pada tahun 2015 oleh Ida ayu Wimba Ruspawati dalam kajian desertasinya. Tari ini terkesan unik karena merupakan akulturasi dan kolaborasi antara nafas Bali selatan dan Bali Utara.
Gerakan para penari yang begitu lincah dan gemulai memukau para penonton yang hadir di kalangan Angsoka yang penuh sesak.
Di kalangan Ayodya juga ditampilkan Tabuh Semara Pegulingan dari Sanggar Seni Madu Lingga dari Banjar Anyar Kediri Tabanan. (bb)