Tangkal Dampak Negatif Globalisasi, BK3S Bali Galakkan Pasraman Kilat
Selasa, 21 Juni 2016
Baliberkarya/ist
Baliberkarya.com-Denpasar. Arus globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia, mobilitas tinggi, dan mudahnya memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
Namun dampak negatif yang ditimbulkan pun cukup mengkhawatirkan seperti mudahnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan etika dan kebiasaan kita masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat, semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial, gaya hidup mewah dan lain sebagainya.
Untuk mengantisipasi hal buruk tersebut diperlukan pembinaan dan penguatan pondasi terhadap sikap mental spiritual generasi muda, khususnya anak-anak panti asuhan yang notabene tidak mendapat pengawasan langsung dari orangtua kandung mereka sendiri.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika dalam Pembukaan Pembinaan Mental Spiritual dan Kreativitas Anak Panti Asuhan Provinsi Bali di Ballroom Fave Hotel, Denpasar, Selasa (21/6/2016).
Ayu Pastika mengungkapkan keprihatinannya atas sejumlah kasus-kasus kenakalan remaja di Indonesia pada umumnya semakin meningkat seperti kebut-kebutan di jalan raya (balapan liar), mabuk-mabukan, tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika, ganja dan zat adiktif lainnya serta pergaulan bebas yang mengarah pada pelecehan seksual.
Menurutnya, hal ini muncul disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya pergaulan bebas dikalangan para remaja,kurangnya pengawasan yang diberikan oleh orang tua, pemahaman anak-anak yang kurang dalam menghadapi berbagai dampak negatif yang ada disekitar lingkunganya.
Ia menjelaskan untuk menanggulangi hal tersebut BK3S Provinsi Bali bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali selalu berusaha maksimal untuk melakukan terobosan-terobosan yang dapat memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan pada generasi muda maupun para orang tua dan salah satunya dengan melaksanakan kegiatan pembinaan mental spiritual atau pasraman kilat.
Kegiatan yang rutin diselengarakan setiap tahun, tepatnya pada musim liburan anak-anak sekolah ini diharapkan dapat memperkokoh sikap mental spiritual di Panti Asuhan agar bisa memfilter hal-hal negatif sebagai akibat arus globalisasi yang mendunia. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian budaya, adat dan agama sebagai pondasi ajeg Bali dengan menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta meningkatkan pemahaman dan wawasan para peserta terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
"Saya harap kegiatan pesraman kilat ini, akan memberikan pengetahuan baru bagi kalian untuk kemudian bisa melakukan kegiatan kegiatan Yang sifatnya positif dan menjauhi hal hal yang kurang baik, yang merugikan diri kalian sendiri," ujar istri orang nomor satu di Bali tersebut kepada para peserta pesaraman kilat. Ayu Pastika juga menghimbau kepada para narasumber agar memberikan materi yang mudah dipahami oleh anak-anak sehingga nantinya dapat dipergunakan dalam pergaulan dimasyaarakat dan memgantisipasi perkembangan jaman.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara yang juga selaku Ketua I BK3S Provinsi Bali I Nyoman Wenten,menyampaikan kegiatan ini menyasar anak-anak panti asuhan selain bertujuan untuk mengisi liburan sekolah, selain juga sebagai upaya melakukan pembinaan dalam peningkatan pemahaman serta wawasan para peserta terhadap hal-hal negatif atas perkembangan situasi dan kondisi masyarakat sebagai akibat dari pengaruh globalisasi.
Di samping itu juga bertujuan untuk menghindarkan anak-anak melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat dalam mengisi liburan ini. Ia menerangkan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh 60 orang anak Panti Asuhan yang berasal dari 9 Kab/Kota di bali dan berlangsung selama tiga hari mulai 21 hingga 23 Juni 2016.
Berbagai macam materi yang diberikan meliputi membangun generasi muda suputra di era moderen, mewaspadai Dan menghindari tindakan kekerasan, penguatan nilai-nilai agama terhadap anak, bahaya narkoba bagi generasi bangsa serta materi praktek lainnya. Materi-materi tersebut akan disampaikan oleh beberapa narasumber dari Universitas Hindu Indonesia, Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Bali, Lembaga Konsultasi Psikologi, Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali, serta Praktisi Kebudayaan. Ia berharap kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif kepada para peserta
Ayu Pastika yang juga didampingi oleh beberapa kepala SKPD dilingkungan Pemprov Bali bersama para peserta pasraman kilat berkesempatan melakukan persembahyangan di Pura Watuklotok - Kabupaten Klungkung.(bb)