Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Gemulai Legong Muani Sedot Perhatian Penonton PKB

Jumat, 17 Juni 2016

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Penampilan para penari muani (pria) membawakan tari legong menyedot perhatian para pengunjung PKB ke-38, Kamis (16/6/2016). Tak kurang dari 15 penari pria yang tergabung dalam Sanggar Seni Klasik Ardhanareswari sukses membawakan lima tarian legong klasik. 
 
Dengan diiringan gamelan semara pegulingan dari Sekaa Gong Puni Bhakti, para pragina pria tersebut tak canggung membawakan tarian yang lumrah dibawakan oleh perempuan. Bahkan, liukan badan mereka tak kalah dengan gemulai para penari wanita.
 
Dengan riasan wajah dan gelungan khas tarian legong, mereka pun bisa menyamai keanggunan dan kecantikan seorang wanita. 
 
Alhasil, kebolehan mereka mengundang decak kagum para penonton yang memadati Kalangan Angsoka yang terletak pada sisi samping Panggung Terbuka Ardha Candra.
 
Mata mereka tak berkedip mengikuti gerakan tari yang disajikan begitu apik mengikuti ritme gamelan. Aplause panjang pun beberapa kali terdengar dari tribun penonton. 
 
Pimpinan Sanggar Seni Klasik Ardhanareswari I Gusti Made Agus Wira Aditama yang ditemui di sela-sela pagelaran menyampaikan bahwa pihaknya ingin mempopulerkan kembali seni paleagongan klasik seperti di masa kejayaannya. Agus Wira pun menyampaikan alasan kenapa sanggarnya menampilkan para penari pria.
 
“Karena di awal kemunculannya, tari legong memang ditarikan oleh pria,” jelasnya. 
 
Terbentuk sejak 15 Maret 2012, sanggar yang beralamat di Banjar Tengah Sesetan ini getol membina para pria yang tertarik menekuni dunia tari. Alhasil, kini sanggar tersebut telah memiliki 20 penari pria dengan konsentrasi pelestarian legong klasik. Meskipun harus melatih pria untuk membawakan tari yang biasa ditarikan perempuan, Agus Wira menyebut tak ada kendala berarti. 
 
“Kendalanya paling hanya di postur tubuh atau wajah,” ucapnya tersenyum.
 
Menariknya, sebagian besar penari pria yang tergabung dalam sanggar tak punya latar belakang sekolah seni.
 
“Lulusan sekolah seni hanya 3 orang, lainnya kalangan umum yang tertarik belajar menari,” tandasnya. Selain tampil di PKB, sanggar ini juga sering pentas di berbagai pura. 
 
Dalam penampilannya di PKB kali ini, para penari di bawah asuhan Agus Wira sukses membawakan lima tari yaitu Legong Kerathon, Legong Kupu-Kupu, Legong Raja Cina, Legong Bremara dan Legong Sudarsana. 
 
Legong Kupu-Kupu Tarum menceritakan kisah perubahan kepompong menjadi kupu-kupu yang cantik dan beterbangan di taman bunga. Berikutnya Legong Raja Cina yang menceritakan asal muasal barong landong. 
 
Sementara Legong Bremana menceritakan turunnya bidadari dari kahyangan ke dunia yang berwujud kumbang/tamulilingan yang diberi tugas oleh para dewa untuk menyemai tumbuhan di bumi.
 
Penampilan Legong Muani ditutup dengan tarian Legong Sudarsana yang bercerita tentang kesetiaan seorang patih yang bernama Patih Sudarsana. Pada jam yang sama ada juga pementasan Topeng Bondres Duta Kabupaten Klungkung di Kalangan Ayodya. (bb)


Berita Terkini