Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Gunung Sampah Mengular di TPA Peh Jembrana Akibat Eskavator Rusak

Minggu, 20 April 2025

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Ket poto: Sampah meluber sampai di halaman TPA Peh

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com –Jembrana. Pemandangan mengkhawatirkan terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana. Tumpukan sampah terlihat semakin menggunung akibat kerusakan alat berat eskavator yang terjadi sejak Jumat (18/4/2025). Kondisi ini memaksa sampah yang terus berdatangan ditampung sementara di area halaman TPA, memicu terbentuknya "gunung" sampah baru.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa, membenarkan kondisi tersebut saat dikonfirmasi pada Minggu (20/4/2025). Ia menjelaskan bahwa sampah yang diangkut ke TPA Peh untuk sementara waktu ditempatkan di depan bengkel kerja yang berada di wilayah setempat.

"Benar, hal ini merupakan dampak dari kerusakan alat berat, yaitu eskavator, yang biasa kami gunakan untuk penataan sampah. Saat ini, kami masih berupaya melakukan perbaikan alat tersebut. Untuk sementara, sampah yang masuk kami tempatkan di depan bengkel kerja,” terangnya.

Lebih lanjut, Dewa Ary mengatakan, kerusakan alat berat tersebut telah terjadi sejak tiga hari terakhir, mengakibatkan terhambatnya proses pemindahan sampah ke area utama TPA. "Masih kita upayakan perbaikannya. Semoga tidak memakan waktu lama," harapnya.

Menanggapi kemunculan tumpukan sampah baru, Dewa Ary mengakui pihaknya tengah berupaya melakukan penanganan. “Sebagai solusi sementara, sampah yang datang akan diarahkan ke sisi timur bengkel kerja hingga alat berat kembali berfungsi dan penataan dapat dilakukan,” pungkasnya.

"Sampah sementara kita arahkan di timur bengkel sampai bisa kita tata dan mesin refuse-derived fuel (RDF) kita operasionalkan nanti," pungkasnya. (BB)


Berita Terkini