Cegah Stunting, Agung Paramita Dewi Ingatkan Para Ibu dan Calon Ibu Perhatikan Gizi dan Kesehatan Keluarga

  30 Oktober 2023 OPINI Denpasar

Anak Agung Istri Paramita Dewi yang juga disapa APD

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Salah satu tokoh perempuan Kota Denpasar, Anak Agung Istri Paramita Dewi yang juga disapa APD sangat serius membantu pemerintah mensosialisasikan upaya penurunan stunting masyarakat kota Denpasar. 

"Saya sangat mendukung dan mengajak para ibu turut membantu pemerintah dalam upaya menurunkan stunting. Apalagi Bapak Presiden menyatakan bahwa stunting merupakan ancaman serius bagi masa depan Indonesia," kata Agung Paramita Dewi yang disapa APD.

APD yang kini Caleg DPRD Provinsi Bali Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Denpasar dari PDI Perjuangan nomor urut 6 ini mengaku konsen menyuarakan dan turut berbuat untuk menurunkan stunting melalui peran penting keluarga.  

"Penanganan stunting itu tidak semata-mata dilakukan dengan pendekatan medis namun penting juga dengan pendekatan membangun keluarga yang sehat dan tangguh. Nah di sini peran ibu menjadi sangat penting dalam upaya penurunan stunting," jelas ibu muda dari empat orang anak ini. 

APD mengaku terus mencari tahu dari berbagai sumber pengetahuan tentang stunting. Menurutnya, ibu memiliki peran penting dalam menentukan makanan pada saat hamil dan pemberian gizi serta pola asuh pada anak setelah lahir. 

"Stunting erat kaitannya dengan masalah gizi dan ibu menjadi kunci karena ibu dalam rumah tangga memiliki peran lebih banyak dalam mengupayakan kesehatan keluarga," terangnya.

Baginya, para ibu harus memiliki kualitas hidup yang baik untuk mendukung upaya penurunan stunting. Berdasarkan data BKKBN Provinsi Bali, prevalensi angka stunting di Kota Denpasar selama tiga tahun berturut-turut mengalami penurunan yakni pada 2020 sebesar 14,48%, kemudian turun menjadi 9 persen pada 2021 dan pada 2022 turun menjadi 5,5%. Ia pun mendukung upaya Pemerintah Kota Denpasar yang menargetkan penurunan angka stunting pada Tahun 2023 ini menjadi 4%, 

"Saya selaku warga Kota Denpasar sangat mendukung dan selalu siap bergerak turun ke masyarakat menurunkan angka stunting untuk memenuhi target empat persen tersebut," terang putri sulung anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya ini.

APD optimis target 4% penurunan stunting ini tercapai. Pasalnya, Pemerintah Kota Denpasar sangat serius percepatan penurunan stunting ini  dengan melakukan berbagai upaya intervensi yang terintegrasi. Integrasi kebijakan dilakukan dengan berbagai pihak dari Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat kota, kecamatan dan desa/kelurahan, tim penggerak PKK, lembaga adat, kader pembangunan manusia dan para pengusaha.

Penurunan stunting, tambah APD untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif sebagai modal dasar pembangunan khususnya di Kota Denpasar. Sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia mengenai percepatan penurunan stunting demi mewujudkan Indonesia Emas 2045, Kementerian Keuangan telah menyiapkan anggaran untuk menangani stunting yang terdiri atas anggaran untuk Kementerian/Lembaga di pemerintah pusat, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik. Dengan anggaran yang tersedia untuk menangani stunting tersebut diharapkan kasus stunting di Indonesia menurun, dengan target 14% di tahun 2024.

“Penyebab utama stunting diantaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hami, ibu menyusui dan balita,” tutur APD.

Tokoh Perempuan Kota Denpasar ini menjelaskan, dampak stunting pada anak akan terlihat pada jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek berdampak terhadap pertumbuhan fisik yaitu tinggi anak di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, juga berdampak pada perkembangan kognitif dikarenakan terganggunya perkembangan otak sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak. 

"Untuk jangka panjang, stunting akan menyebabkan anak menjadi rentan terjangkit penyakit seperti penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas di usia tua," ucapnya.

Selain itu, lanjut APD dampak jangka panjang bagi anak yang menderita stunting adalah berkaitan dengan kualitas SDM suatu negara. Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Jika stunting tidak segera diatasi hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM di masa yang akan datang.

“Upaya penurunan stunting tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi diharapkan bisa dilakukan oleh semua pihak, baik itu pemerintah desa, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Dengan adanya sinergi dan kerja sama di berbagai sektor pemerintahan diharapkan bisa menurunkan angka stunting di Indonesia,” tutup Agung Paramita Dewi (APD) yang bakal maju di Pileg DPRD Provinsi Bali 2024 melalui PDI Perjuangan dengan nomor urut 6.(BB).