HUT Bangli ke-815

Pukau Penonton, Gong Kebyar Wanita Cempaka Sari Metra dan Gong Kebyar Anak Pasraman Rakta Puspa SMPN

  09 Mei 2019 HIBURAN Bangli

Humas Bangli

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Bangli. Sebagai duta yang akan mewakili Kabupaten Bangli pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI, bulan Juni 2019 mendatang, penampilan sekaa gong kebyar wanita Cempaka Sari, Banjar Metro, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku dan sekaa gong kebyar anak-anak Pasraman Rakta Puspa SMPN 1 Bangli pada peringatan HUT Kota Bangli ke-815, Rabu (8/9) memukau ratusan penonton yang memadati panggung terbuka Lapangan Kapten Mudita Bangli. 
 
 
Acara ini juga disaksikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bangli Ir. I B Gde Giri Putra,MM dan pimpinan OPD dilingkungan Pemkab Bangli.
 
Pada pementasan kali ini, sekaa gong kebyar wanita Cempaka Sari membawakan dua garapan, yakni Tabuh Kebyar Dang Cita Utsawa dan Tari Marga Pati. Tabuh Kebyar Dang Cita Utsawa sendiri merupakan perpaduan harmonis antara garapan instrumental dengan olah vocal. Alunan vocal dikumandangkan langsung oleh para penabuh dan diperkuat oleh sekelompok penyanyi. 
 
Melalui melodi yang ceria dan lincah, lirik lagu bertutur girang tentang kehidupan masyarakat yang bahagia dan damai. Tabuh ini sendiri, diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1983. Sedangkan untuk Tari Marga Pati, tari ini melukiskan gerak-gerak seekor binatang (Raja Hutan Singa) yang sedang berkelana di tengah hutan untuk memburu mangsanya.
 
 
 
Sementara itu, sekaa gong kebyar anak-anak Pasraman Rakta Puspa membawakan empat garapan, yakni Tari Merak Anggelo, Tabuh Kokar Jaya, Tari Kreasi Baru Sisya Sesana dan Tari Meplayanan Mepindek-Pindekan. Merak Anggelo sendiri merupakan tari yang menggambarkan burung merak jantan dengan bangganya memamerkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna warni, seraya meliak-liukan badanya dengan maksud menarik perhatian burung merak betina. 
 
Sedangkan garapan Tabuh Kokar Jaya merupakan materi wajib pilihan pada PKB XLI karya maestro Karawitan Bali Bapak Wayan Brata Tahun 1980an. Untuk garapan Tari Sisya Sesana, menggambarkan semangat menggelora para siswa dalam menjalankan kewajiban disekolah. Sedangkan Tari Mepindek-Pindekan merupakan garapan yang diciptakan untuk mengingatkan para orang tua agar bisa menjaga dan menyayangi  anak-anaknya dengan baik, serta memperlakukanya sesuai dengan usia meraka, bukan memaksakan sesuatu seperti yang diinginkan orang tua.
 
 
 
Sementara itu Sekda Giri Putra mengaku sangat mengapresiasi penampilan sekaa gong Cempaka Sari dan sekaa gong Pasraman Rakta Puspa yang begitu luar biasa membawakan garapan masing masing. Ia juga menagku sangat menikmati garapan yang ditampilkan oleh kedua sekaa. 
 
“Dari awal sampai akhir, saya sangat menikmati pertunjukan. Apa yang mereka tampilkan hari ini sudah maksimal dan sangat luar biasa. Jadi sangat pantas menjadi duta Kabupaten Bangli pada PKB XLI mendatang,” pungkasnya.(BB)