Pengolahan Sampah Timbulkan Penyakit

Bayi Alami Suspek Bronkitis, Progam TOSS Melenceng

  04 November 2018 KESEHATAN Klungkung

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com- Klungkung. Program tempat olah sampah sementara (TOSS) Di Kabupaten Klungkung telah menyebabkan seorang bayi mengalami Suspek Bronkitis. Hal ini terjadi karena pengolahan sampah yang didirikan di dekat permukiman warga tersebut diolah dengan cara membakarnya. Selain menimbulkan asap, TOSS yang berada di Desa Gunaksa, Klungkung tersebut juga menyebabkan bau busuk dan rumah warga banyak dihinggapi lalat.
 
 
TOSS di Desa Gunaksa ini dibangun di sebelah rumah milik I Gede Medan Arianta. Menurut Medan, sejak bulan Mei 2018 TOSS di sebelah rumahnya tersebut tidak bisa mengolah seluruh sampah. Sampah semakin bertambah di lahan sekitar empat are tersebut. Sementara mesin pengolah sampah hanya dioperasikan selama 2 jam. Anehnya, sampah yang tidak diolah akhirnya dibakar dan menimbulkan asap yang memasuki rumah warga.
 
FOTO: Bekas pembakaran sampah di TOSS Gunaksa, Klungkung
 
“Menghadap ke Kantor Bupati juga sudah. Saat itu juga bapak bupati memerintahkan ke dinas terkait untuk tindak lanjut. Masalah pembakaran sampah sudah bisa diatasi tapi sampah yang tidak diolah itu tertumpuk mengeluarkan bau busuk,” jelasnya saat ditemui, Minggu (4/11/2018).
 
Kian hari jumlah sampah semakin banyak sementara mesin pengolah sampah tidak bisa beroperasi selama satu minggu. Bau busuk pun tercium di rumah warga begitu menyengatnya. Akhirnya warga pun melaporkan kembali masalah pengelolaan TOSS ini ke Kantor Bupati dan diterima Wakil Bupati I Made Kasta. “Sampah meluber sampai ke sebelah tembok penyengker rumah warga. Sedangkan lokasi TOSS tidak ditembok penyengker,”imbuhnya.
 
 
Akibat beroperasinya TOSS ini anak dari Gede Medan mengalami gangguan pernafasan. Bayi umur 10 bulan ini setiap dua minggu sekali harus menjalani uap nebulizer. “Hasil pemeriksaan suspek bronkitis, tapi tidak bisa dilakukan rontgen karena masih bayi,” jelasnya. Sayangnya, sebelum membuat TOSS di dekat permukiman warga ini Pemkab Klungkung belum menyiapkan antisipasi dampak kesehatan kepada warga sekitar.
 
Warga pun mempertanyakan, kenapa program TOSS tersebut tetap jalan sementara di lapangan merugikan masyarakat sekitar. Apalagi sampah yang masuk ke TOSS Gunaksa ini pun tidak semuanya bisa diolah, seperti pembalut wanita bekas pakai dan popok bayi. Sampah tersebut dapat menimbulkan zat amoniak yang beracun jika tidak ditangani dengan baik. Sayangnya pengelola TOSS ini pun seperti main kucing-kucingan. Saat ada pemeriksaan dari Pemkab Klungkung, sampah yang menumpuk langsung dibersihkan dan ditutup dengan terpal. Setelah itu, kembali sampah dibiarkan begitu saja tanpa diolah.
 
FOTO: Sampah ditutupi terpal untuk mengelabui petugas.
 
Program TOSS ini pun tidak sesuai antara apa yang disampaikan Pemkab Klungkung dengan kondisi di lapangan. Bila program tersebut tidak dapat mengolah sampah dengan baik, diharapkan untuk ditutup sementara. Agar jangan sampai rencana pengolahan sampah tersebut berubah program menjadi pemindahan TPA dari Dusun Sente ke Desa Gunaksa. (DED)