Abrasi Parah Perlu Penanganan Segera

Halo Pemkab dan Pemprop! Pesisir Yehembang Porak Poranda Tolong Benerin

  20 September 2016 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Terjangan gelombang pasang sejak dua hari belakangan ini menyebabkan pesisir Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana porak poranda.
 
Bahkan, senderan pengaman pantai yang dibangun kokoh beberapa tahun lalu sepanjang 100 lebih lancur lebur, diterjang ganasnya obak pantai Yehembang. Demikian halnya batu pamor yang dipasang di dekat muara sungai Yehembang juga berserakan dan hanyut terbawa ganasnya ombak.
 
Kondisi tersebut menyebabkan bagunan pelinggih pemujaan Dewa Segara terancam roboh. Nampak pada bagian bawah pelinggih tersebut telah jebol dengan diameter sekitar dengan sekitar 20 meter.
 
Bukan hanya itu abrasi parah tersebut juga mengancam keberadaan Setra (kuburan) Desa Pakraman Yehembang. Saat ini jarak bibir pantai dengan setra tersebut hanya sekitar 10 meter.
 
"Ini harus segera di tangani, jika tidak Setra akan tenggelam. Sekarang saja jaraknya tinggal 10 meter dari bibir pantai. Apalagi tanggul pengaman pantai seluruhnya telah jebol," ujar Made Suarma, salah seorang warga setempat kepada awak media Baliberkarya.com Selasa (20/9/2016).
 
 
Menurutnya, gempuran gelombang pasang yang memporak-porandakan pesisir tersebut terjadi sejak dua hari lalu. Dimana ketinggian ombak mencapai 5 meter lebih. "Saking tingginya air laut sampai masuk ke jalan melewati tanggul pengaman pantai," imbuhnya.
 
Perbekel Yehembang I Made Semadi dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke lokasi abrasi dan telah melaporkan kejadian tersebut ke Pemkab Jembrana serta berharap segera mendapat penanganan lantaran mengancam keberadaan Setra serta belasan rumah penduduk.
 
Sementara itu, gelombang pasang juga memporak-porandakan pesisir pantai Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Di wilayah ini abrasi terjadi sejak dua tahun belakangan ini, namun bertambah parah sejak dua hari belakangan ini akibat gelombang pasang.
 
"Yang kami kuatirkan Setra (kuburan) akan tenggelam jika abrasi di wilayah kami tidak segera ditangani," terang Bendesa Pakraman Yehembang Kangin Ida Bagus Ketut Gunarta.
 
Menurutnya, saat ini jarak bibir pantai dengan Setra Yehembang Kangin hanya tersisa sekitar lima meter. Pihaknya sebenarnya sejak lama melaporkan hal tersebut kepada Pemkab Jembrana maupun kepada pihak Pemerintah Provinsi (Pemprop) melalui salah seorang anggota DPRD Provinsi, namun hingga kini belum ada penanganan.
 
Disisi lain, anggota DPRD Jembrana asal Yehembang Kauh, Wayan Suardika dikonfirmasi mengaku prihatin dengan kondisi pesisir Desa Yehembang dan Yehembang Kauh.
 
 
Pihaknya meminta abrasi yang parah tersebut segera mendapat penanganan karena mengancam keberadaan dua setra milik dua desa pakraman serta mengancam belasan rumah penduduk.
 
"Tidak ada jalan lain, itu harus segera mendapat penanganan. Kami minta penanganannya menggunakan anggaran bencana atau dana pemeliharaan jika memungkinkan. Ini tidak bias ditunda-tunda lagi," tegas Suardika.
 
Karena itu, pihaknya mengaku akan terus memperjuangkan dan mengawal agar abrasi di dua desa tersebut segera mendapat penanganan.(BB).