Ogah Dicap Pengemis, Mangku Dagan Pilih Jualan Sarana Upacara

  18 September 2016 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Belakangan ini banyak warga Karangasem khususnya dari beberapa dusun di wilayah ujung timur Bali menyerbu Jembrana untuk menjadi peminta-minta atau pengemis. 

 

Bahkan anak-anak dan orang dewasa dari Munti Karangasem banyak dicap jadi pengemis lantaran banyak anak kecil dimanfaatkan oleh orang tuanya untuk menjadi pengemis.

 

Tidak demikian dilakukan Mangku Wayan Dangan (57) asal Munti Karangasem. Wanita berperawakan kecil ini duduk di dalam terminal Negara sambil menjahit tamas dan sarana upacara lainnya berbahan ental. 

 

Mangku Wayan Dangan ingin mengajak warga Karangasem bekerja keras dan berusaha bukan untuk mengemis.

 

Ditemui awak media Baliberkarya.com di terminal Negara, Jembrana, tampak Mangku Wayan Dangan sambil menjahit tamas mengaku sudah berjualan sarana upacara di Jembrana sejak setahun lalu.

 

Setiap dua hari sekali dia pulang ke Karangasem karena 5 dari 8 anaknya masih sekolah dan anak-anaknya dijaga oleh suaminya di Karangasem. Suaminya di rumah memelihara babi dan juga menjahit tamas untuk dijual istrinya di Negara lantaran langganannya banyak di pasar Negara. 

 

"Saya pulang ke Karangasem mengambil dagangan dan saya jual di Jembrana," ungkapnya.

 

Keuntungan diperoleh sekali membawa barang mencapai Rp 400 ribu, namun uang itu  tidak cukup membiayai anak-anaknya yang masih sekolah. Meski 3 anaknya sudah bekerja, namun masih kurang karena mereka sudah menikah dan punya kehidupan masing-masing yang harus juga dibiayai. 

 

"Kadang-kadang kami juga dibantu anak. Namun tidak cukup membiayai anak-anak. Saya memang dilarang anak untuk jualan dan pergi dari rumah tapi saya tidak bisa diam dan hanya menunggu belas kasihan orang lain. Memang banyak orang dari Karangasem mengemis di Jembrana dan memanfaatkan anak tapi saya tidak mau seperti itu. Saya mau semua kerja keras," kilahnya.

 

Untuk istirahat tidur, Mangku Wayan Dangan akhirnya terpaksa menginap di terminal Negara. "Daripada saya bolak-balik, kami nginap saja di terminal," kata Mangku Wayan Dangan.

 

Dia juga mengajak iparnya Wayan Suartini berjualan tamas karena suaminya meninggal dunia. Sementara masih harus mengasuh anak-anak yang yatim.

 

Mangku Wayan Dangan berharap dangannya makin laris. Dia juga bersyukur terkadang ada donatur yang memberikannya suntikan modal meskipun tidak dalam jumlah besar. (BB).