Sungguh Arogan, Seorang Wartawan Bawa Undangan Resmi Dilarang Liputan Petugas Keamanan Kura-Kura Bali
Sabtu, 14 Desember 2024

Foto: Akses Masuk Kura-Kura Bali di Serangan, Denpasar
Baliberkarya.com-Denpasar. Sikap berlebihan dan arogan ditunjukkan pihak keamanan atau security Kura-Kura Bali yang melakukan pemeriksaan ketat kepada salah seorang jurnalis atau wartawan yang akan meliput di Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Saking arogannya, salah satu jurnalis yang membawa undangan liputan dan bertugas yang hendak meliput acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey pada Sabtu 14 Desember 2024 yang digelar di Three Mountains Kura-Kura Bali, Jl Kura-Kura Serangan, Denpasar Selatan dengan nada sangar pihak keamanan melarang masuk dengan dalih lokasi bukan akses publik sehingga tidak sembarangan dimasuki.
Seorang wartawan media nasional bernama Arnold Dhae mengaku dirinya dicegat di depan pintu pemeriksaan oleh petugas security sambil menanyakan identitas dan keperluan sambil interogasi dan memaksa meminta menunjukkan bukti undangan. Kepada petugas, Arnold menjelaskan dengan baik-baik maksud dan tujuan untuk meliput acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey di Mountains Kura-Kura.
Baca juga:
Jadi Sorotan, Kapolri Larang Polisi Bertindak Arogan, Kedepankan Sisi Humanis Tegakkan Hukum
Tidak ingin berdebat, jurnalis tersebut memperlihatkan undangan tertulis melalui PDF. Lantaran masih diinterogasi dan di belakangnya ada sebuah mobil yang hendak masuk, petugas security tersebut membuka pintu palang portal untuk memberi jalan kepada pengunjung berikutnya..
Meski sudah melewati palang portal, jurnalis asal NTT diminta untuk parkir kendaraannya di pinggir dekat pos pemeriksaan. Seorang petugas bernama Umar menjelaskan bahwa Kura-Kura Bali itu bukan akses publik tetapi privat sehingga mereka harus memeriksa secara ketat.
"Disini tidak sama dengan ITDC di Nusa Dua. Disini bukan akses publik. Jadi kami harus periksa sesuai SOP tanpa kecuali kepada semua pengunjung," katanya dengan nada arogan.
Setelah jurnalis itu memberikan penjelasan, Umar terlihat menghubungi atasan melalui Handtalk (HT). Terdengar dalam percakapan tersebut bahwa anggota di pos jaga sudah memeriksa identitas dan undangan resmi bahwa akan meliput acara di Kura-Kura.
Untuk meyakinkan jurnalis, Umar memperdengarkan sendiri percakapan di HT dan dari seberang terdengar perintah bahwa "ditahan dulu karena belum ada arahan". Akibat ditahan depan pos tanpa kejelasan yang memakan waktu cukup lama, Arnold dengan rasa kecewa diperlakukan arogan dan dipersulit akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pos pemeriksaan pintu Kura-Kura Bali dan batal melakukan peliputan sesuai undangan yang ia terima.
"Ditahan di pos keamanan panas-panasan tanpa kejelasan sampai kapan mendingan saya pulang saja, keterlaluan pihak keamanan disana kayak ada negara dalam negara," jelasnya dengan raut kesal.
Tantowi Yahya selaku Presiden Kampus United in Diversity (UID) Kura Kura Bali dan President Commissioner of Kura Kura Bali saat dihubungi sejumlah media melalui pesan WhatsApp, Sabtu (14/12/2024), untuk dimintai tanggapannya, hingga berita ini diturunkan, belum memberikan tanggapan.
Berita Terkini
Berita Terpopuler



