Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

JL. Patih Nambi XII No.5, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara

Call:081353114888

redaksi@baliberkarya.com

Surat Rekomendasi Untuk Sudikerta Calon Gubernur "Masih Meragukan"

Jumat, 26 Mei 2017

Baliberkarya.com - Suara Rakyat Bali Membangun

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Meski Surat Rekomendasi Ketua DPD Partai Golkar, Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali) sebagai calon Gubernur Bali pada Pilgub 2018, ternyata belum dapat dukungan yang jelas dari partai manapun yang pernah mengusungnya di Koalisi Bali Mandara (KBM). 
 
Buktinya tak ada satupun pimpinan partai di KBM yang diundang mau hadir, apalagi dari PDI Perjuangan. Bahkan dari Partai Demokrat sampai kini juga masih belum final mau mengusung SGB. Terlebih lagi sesuai dengan hasil Rakernas Demokrat sebelumnya juga mendorong kader agar berani maju dengan rajin turun ke masyarakat. 
 
 
"Arah Demokrat tentu masih ada proses dan Rakernas di Mataram tempo hari diperintahkan oleh Ketua Umum Pak SBY terhadap kader yang ingin maju menjadi calon apapun untuk segera turun ke bawah melakukan terjun politik termasuk dari 5 tas yang menjadi syaratnya yaitu elektabilitas, intergritas, kapasitas, popularitas dan isi tas, itu yang harus diutamakan. Kami masih ada waktu selambat lambatnya September untuk membahas di internal, karena rekomendasi pasangan calon diperkirakan turun pada bulan November atau Desember. Karena masa akhir pendaftarankan di KPU akhir Desember sampai Januari 2018," ujar Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta dihubungi, Jumat (26/5/2017).
 
Mudarta secara terus terang mengakui jika Partai Demokrat belum mengusung kandidat manapun, karena saat ini sedang berproses di internal partai sekaligus mempertajam pasangan calon termasuk di Pilkada Klungkung. 
 
"Kami juga surveinya akan serentak, karena harus bisa bersinergi. Tapi Kader prioritas dan menjadi prioritas harus mempunyai syarat 5 tas tersebut yang menjadi barometer utama dan yang masuk calon pada Partai Demokrat yaitu, saya sendiri. Ada juga Pak Oles yang kita masukan, sebab yang lain pada ingin juga masuk ke kabupaten dan pemilu legislatif, dan baru dua yang dicalonkan. Sebab kader yang lain juga sudah memetakan dirinya," terangnya.
 
 
Terkait dengan rekomendasi SGB sebagai calon Gubernur Bali mendatang, Politisi asal Jembrana ini berharap agar dalam tempo yang sesingkat-singkatnya juga mendapatkan patner calon wakil, karena dalam undang-undang pilkada harus pasangan calon yang secara bersama-sama menerima rekomendasi dari partainya untuk bisa didaftarkan ke KPU. 
 
"Kita berharap sahabat kita Pak Koster juga mendapatkan rekomendasi. Kalau sudah jelas mendapatkan rekomendasi peta politik akan lebih mengerucut. Sebab kalau rekomendasinya belum turun pertanda partai tersebut masih terbuka. Artinya di Golkar sudah ada satu kapal yang berangkat untuk menjadi calon gubernur," tandasnya.
 
Secara terpisah, Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer menegaskan rekomendasi SGB sebagai calon Gubernur di Pilgub Bali 2018 masih sangat meragukan. Apalagi rekomendasi yang keluar hanya calon nomor satu. 
 
Akan tetapi, Demer melanjutkan jika nanti dipendaftaran KPU apakah masih tetap di nomor satu atau nomor dua. Sebab Undang-undang KPU yang terdaftar bukan satu orang, tapi harus berpasangan. 
 
"Setahu saya yang benar-benar resmi, ketika ada pasangan rekomendasi itulah baru bisa mendatar ke KPU. Kalau berpasangan kan sudah jelas. Tapi kalau sekarang kan belum jelas, Sudikerta di nomor satu atau nomor dua," sentilnya.
 
 
Menurut Anggota Komisi VI DPR RI itu, rekomendasi ini memang belum ada ketegasan. Sebab secara inflisit ini belum didaftarkan ke KPU, walaupun kursinya sudah cukup. Tetapi secara Undang Undang KPU, belum bisa menerima, sebab harus sepaket. 
 
"Rekomendasi ini (Sudikerta) meragukan, apakah benar rekomendasinya di nomor satu atau nomor dua? Atau mungkin bisa ada perubahan, sebab politik itu perubahannya bisa perdetik atau jam, atau bisa jadi Sudikerta di nomor dua. Sebab kalau dia nomor satu sangat sulit peluangnya, karena partai kita dapatnya cuma 20 persen," jelasnya mengakui. (BB)


Berita Terkini